JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, mengatakan, seharusnya saat ini pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 100 persen sudah dihentikan karena kasus harian Covid-19 sudah mencapai 11.588 kasus.
"Jadi kalau begitu harusnya tidak ada (sekolah) tatap muka lagi," kata Prof. Zubairi saat dihubungi melalui telepon, dikutip Minggu (30/1/22).
Menurutnya, tingginya kasus Covid-19 di Indonesia membuat indikator pembelajaran tatap muka bagi siswa sudah tak lagi aman.
Terlebih, saat ini positivity rate atau persentase kasus positif Covid-19 Indonesia semakin meningkat yang dipicu oleh penyebaran varian Omicron.
Baca Juga: BOR Jakarta Capai 56 Persen, Ini Langkah Antisipasi Pemprov DKI
"Untuk sekian kali. Tolong pertimbangkan pelaksanaan PTM 100 persen. Positivity rate Indonesia sudah mencapai 12 persen. Bahkan peringkat jumlah kasus baru mingguan kita sudah mengalahkan Afrika Selatan dan mendekati Malaysia di Worldometers. Terapkan mode sekolah virtual—untuk sementara," bunyi pernyataan yang tertulis pada akun Twitter @ProfesorZubairi, dikutip Minggu.
Menurutnya, ada baiknya daerah dengan kategori zona merah Covid-19 kembali menggelar pembelajaran jarak jauh.
"Sedangkan yang positivity rate-nya rendah, masih dimungkinkan untuk tetap PTM. Ingat, keterisian rumah sakit telah naik lebih dari 30 persen saat ini."
Lebih lanjut, ia juga mengkritik narasi yang menyebut PTM aman untuk dilanjutkan karena kemungkinan anak terinfeksi kecil, apalagi telah divaksinasi.
"Ini keliru. Vaksinasi tak hentikan anak membawa virus. Sudah bermunculan klaster sekolah dan keluarga. Kita harus memiliki zero covid strategy jika ingin mengontrol pandemi ini."
Baca Juga: Satgas IDI: Varian Omicron Dapat Menembus Masker Kain
Sebagai informasi, Indonesia mencatat 11.588 kasus harian Covid-19 baru pada Sabtu (29/1/22) kemarin. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam lima bulan terakhir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.