BATAM, KOMPAS.TV - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra meninjau pembangunan mercusuar dengan struktur permanen dan helipad di Karang Singa, perairan utara Pulau Bintan, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (13/1/2022).
Wilayah ini merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan Singapura. Adanya mercusuar dengan struktur permanen, menurut Menhan, menjadi titik penanda kedaulatan Indonesia.
"Kita tidak ingin kejadian sengketa antara Indonesia dan Malaysia terkait perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan yang akhirnya dimenangkan Malaysia di Mahkamah Internasional pada 2002 terulang,” ujar Wamenhan Herindra dalam rilis yang diterima KOMPAS.TV, Jumat (14/1).
Wamenhan juga menyebut, tidak tidak boleh ada lagi daerah yang diambil oleh negara lain.
"Tak boleh ada lagi sejengkal tanah yang boleh diambil oleh negara lain, kita harus tunjukkan kedaulatan kita" ucap Wamenhan.
Baca Juga: Jenderal Dudung Sebut TNI AD akan Terima 32 Helikopter dan 5 Pesawat Casa dari Kemenhan
Pulau Karang Singa terletak di Selat Malaka, salah satu yang jalur lalu lintas laut terpadat di dunia sehingga harus dijaga dan diberi tanda bahwa itu merupakan wilayah NKRI.
Di perbatasan internasional ini, negara Singapura telah menguasai teritorial Batu Putih (Pedra Branca). Negara Malaysia sudah menguasai Karang Tengah (Middle Rock).
Pembangunan mercusuar dan helipad ini dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan akan dilanjutkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia.
Baca Juga: Menhan Prabowo Bertemu 2 Mantan Panglima TNI hingga Hendropriyono, Ada Apa?
Mendagri Tito dalam kesempatan itu mengatakan, poin penting pembangunan mercusuar ini adalah mengimbangi infrastruktur yang telah dibangun pemerintah Malaysia yang telah membangun struktur permanen dan helipad di wilayah Middle Rock.
Sedangkan di Pulau Karang Singa hanya ada pelampung yang ukurannya kecil.
"Poin pentingnya adalah jangan jomplang. Di Malaysia mereka sudah membangun struktur permanen, sementara wilayah kita itu hanya ada 'buoy' saja. Belum permanen," kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.