Kompas TV nasional peristiwa

Covid Varian Delta Plus Belum Ditemukan di Indonesia, Kemenkes: Kita Harus Tetap Waspada

Kompas.tv - 16 November 2021, 13:17 WIB
covid-varian-delta-plus-belum-ditemukan-di-indonesia-kemenkes-kita-harus-tetap-waspada
Pemerintah menyatakan hingga saat ini, varian delta plus atau AY 4.2 belum ditemukan di Indonesia. (Sumber: Kompas TV/Ant)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah menyatakan hingga saat ini, varian delta plus atau AY 4.2 belum ditemukan di Indonesia. Namun begitu, seluruh pihak diminta waspada guna mengantisipasi adanya gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam webinar Libur Nataru dan Varian Baru Strategi Cegah Gelombang ke-3 Pandemi COVID-19, Selasa (16/11/2021).

"Kalau sampai saat ini AY 4.2 ini belum ditemukan di Indonesia, tapi bukan berarti kita harus tenang. Kita harus tetap waspada, karena varian tersebut merupakan turunan dari varian delta," kata Nadia.

Lebih lanjut, Nadia menyebut bahwa varian COVID-19 yang beredar di Indonesia, yaitu AY.23, sama dengan varian yang juga menyebar di Singapura.

Adapun kewaspadaan terhadap AY 4.2 perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi adanya potensi lonjakan kasus yang memang masih memungkinkan terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Cegah Importasi Varian Baru, 541 WNA Ditolak Masuk ke Indonesia

"Kebetulan varian delta yang banyak beredar di Indonesia itu mirip dengan yang di Singapura, yaitu, AY.23. Artinya kalau kita melihat virus yang variannya lebih cepat menular dan meningkatkan tingkat kematian hingga tingkat keparahan," kata Nadia.

"Tentunya tetap menjadi kewaspadaan kita. Karena dominasi varian delta dan turunannya itu masih masuk varian yang paling banyak kita punya. Sehingga potensi lonjakan kasus itu masih sangat memungkinkan," ujarnya.

Sementara itu, melansir Kompas.com, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, varian Delta AY.4.2 atau Delta Plus belum ditemukan di Indonesia. Delta plus merupakan subvarian Delta yang sudah masuk di Malaysia dan dilaporkan menginfeksi dua orang.

"Untuk varian baru, memang varian Delta itu kan kodenya B.1.167.2, itu sudah punya anak, depannya pakai AY, terbanyak di Indonesia subvariannya AY.23 dan AY.24," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/11/2021).

"Di Indonesia sendiri, AY.4 sudah ada AY.23 ada, AY.24 ada, tapi AY.4.2 belum ada," kata dia.

Subvarian virus corona ini merupakan hasil mutasi dari varian Delta yang semula banyak merebak di Inggris dan masuk dalam daftar variant of concern pada Mei 2021. Namun, pada Juli 2021 ditemukanlah subvarian Delta AY.4.2 atau Delta Plus dan jumlah infeksinya semakin mendominasi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut subvarian ini telah tersebar di setidaknya 42 negara dunia, termasuk Inggris, India, Israel, Amerika Serikat, dan Rusia. Namun, 96 persen dari infeksi yang terjadi di dunia itu ditemukan di Inggris.

Baca Juga: Politikus PKS Jawab Luhut: Jangan Asbun soal Varian Delta Plus, Jangan-jangan Hanya Bisnis PCR

Meski demikian, Budi menyebut varian Delta dan subvariannya memiliki mutasi genetik yang mirip

"Kesimpulan kami, kalau misalnya masuk anak atau cucunya, insyaallah kekebalan yang terbentuk di masyarakat bisa menanggulangi ini," ujar Budi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x