JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar memprediksi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia pasti datang. Diperkirakan terjadi pada Desember 2021 hingga Februari 2022 mendatang.
Perkiraan tersebut disampaikan Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika seorang ahli virologi sekaligus guru besar Universitas Udayana dalam diskusi virtual BNPB bertajuk "Waspada Mutasi Virus dengan Protokol Kesehatan" pada Kamis (30/9/2021).
Gelombang ketiga Covid-19 yang dimaksud Mahardika adalah dalam hal jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kalau case yang dimaksud adalah terkonfirmasi positif Covid-19 gelombang ke-3 itu pasti akan dihadapi Indonesia," kata Mahardika.
Baca Juga: Jika Tak Diantisipasi, Libur Akhir Tahun Bisa Jadi Pemicu Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia
Tapi yang dikhawatirkan Mahardika bukan gelombang ketiga dalam hal meningkatnya kasus tekonfirmasi positif Covid-19, tapi jumlah orang yang masuk rumah sakit dengan gejala berat dan kasus meninggal akibat Covid-19.
"Tetapi mudah-mudahan tidak ada gelombang ke-3 lagi untuk jumlah orang yang masuk rumah sakit dengan gejala berat," ujarnya.
Oleh karena itu, Mahardika mengusulkan agar target vaksinasi pemerintah jangan stagnan di 70 persen, "harus ditingkatkan menjadi 100 persen," kata dia.
Tujuannya, lanjut dia, untuk menghindari gelombang ketiga Covid-19 dengan jumalah yang masuk rumah sakit. "Tidak boleh lagi 70 persen, kerana 30 persen mereka yang tidak divaksin akan beresiko terkena penyakit berat," katanya.
Argumentasi Mahardika soal potensi gelombang ketiga kasus Covid-19 di Indonesia dalam hal peningkatan kasus positif Covid-19, karena vaksin tidak mampu mencegah total ketertularan virus Covid-19.
Vaksin hanya mencegah agar tidak sampai pada gejala berat dan masuk rumah sakit.
Menurut Mahardika, hanya satu yang dapat mencegah penularan Covid-19, yakni menghindari kerumunan dan taat protokol kesehatan 3M.
Tapi kata dia, hal tersebut mungkin akan ada semacam kelonggaran di akhir tahun menuju awal 2022. Dengan diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dan libur panjang di akhir tahun.
Jadi, tambahnya, secara defenisi kasus, yakni terkonfirmasi positif Covid-19 akan meningkat. Tapi ketika vaksin bisa mencapai di atas 70 persen, kasus gejala berat dan meninggal dunia mungkin bisa terkendali.
"Sebiknya vaksinasi dipercepat, jika sekarang ini satu setengah juta per orang setiap hari, mungkin kalau bisa dua juta sampai empat juta perhari," tutur Mahardika.
Menanggapi Mahardika, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Erlina Burhan mengatakan, untuk memastikan Indonesia akan memasuki gelombang ketiga Covid-19 masih sangat dini.
"Saya kira, kalau untuk menyebut Indonesia pasti (memasuki gelombang ketiga) itu masih dini," kata Erlina. Meski pihaknya juga tidak membantah adanya pontensi menuju ke sana.
"Kalau potensinya iya. Oleh karena itu, protokol kesehatan adalah pencegahan yang utama," ujarnya.
Baca Juga: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Gubernur Anies: Sistem Deteksi Dini Diaktifkan Terus
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.