JAKARTA, KOMPAS.TV - Pandemi Covid-19 tidak menurunkan kegiatan kelompok teror, bahkan beberapa di antaranya sedang bersiap untuk melakukan aksi terorisme.
Hal ini diketahui setelah tim Densus 88 antiteror melakukan penangkapan anggota teroris dalam tiga minggu terakhir.
Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Irjen Pol Martinus Hukom menjelaskan, dari beberapa kali penangkapan, kelompok Jamaah Islamiah (JI) maupun kelompok teror yang berafiliasi dengan ISIS sengaja menggunakan isu pandemi Covid-19 untuk memotivasi anggota bergerak.
Baca Juga: BIN Ungkap Modus Terorisme dalam Perekrutan Anggota dan Pendanaan Kegiatan
Semisal pandemi adalah nubuat akhir jaman dan meminta anggota menyiapkan diri untuk menyambut akhir jaman tersebut.
"Ada juga mereka memanfaatkan isu bahwa pandemi ini diakibatkan oleh negara China, lalu mereka menargetkan pengusaha China di indonesia," ujar Martinus saat diskusi virtual, Selasa (31/8/2021).
Martinus menambahkan, setelah operasi masif yang dilakukan Densus 88 Antiteror secara berkelanjutan, berbagai potensi teror yang dipersiapkan dapat dicegah.
Seperti persiapan membuat bom yang berhasil diungkap Densus 88 Antiteror saat menangkap anggota teroris di daerah Kendal, Ambon, dan Brebes.
Baca Juga: Napi Teroris Imbau DPO Poso Menyerahkan Diri
Kemudian persiapan pasukan dan senjata yang dilakukan kelompok JI yang digagalkan Densus 88 Antiteror dalam penangkapan anggota teroris di Jawa Timur.
"Dengan operasi kita yang masif dan terus menerus, kita dapat mencegah dan menangkap mereka, dan sampai saat ini kita sudah menangkap kurang lebih 309 orang (teroris)," ujar Martinus.
Lebih lanjut Martinus juga mengingatkan meski pencegahan terus dilakukan, namun upaya kelompok teroris mempengaruhi masyarakat terus dilakukan melalui media sosial.
Seperti mempertentangkan Pancasila dan menjanjikan ideologi kelompok teror sebagai penggantinya.
Baca Juga: Sejarah Kebangkitan Taliban di Afghanistan dan Efeknya terhadap Kegiatan Terorisme di Indonesia
"Hari ini mereka masih tetap menggunakan media sosial untuk memengaruhi dan propaganda bahwa ideologi yang oleh kelompok teror diyakini lebih benar," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.