JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar memperingatkan ada pihak tertentu yang mencoba mengumpulkan dukungan bagi Taliban yang menguasai kembali Afghanistan.
“[Mereka] bisa saja awalnya bersimpati karena pada awalnya itu cenderung urusan dalam negeri Afghanistan. Tapi, kita mempelajari dari media sosial ada pihak-pihak tertentu yang mencoba menggalang simpatisan,” kata Boy Rafli pada Kompas TV di Solo, Jumat (20/8/2021).
Ia tidak merinci pihak mana yang mendukung Taliban itu. Namun, ia berharap apa yang terjadi di Afghanistan tak terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Gus Nadir: Janji Taliban Soal Hak-hak Perempuan Itu Belum Titik Masih Koma, Ini yang Jadi Masalah
“Kita berharap pada seluruh masyarakat, apapun contoh-contoh yang terjadi berkaitan dengan Taliban di negaranya, itu adalah suatu yang tidak boleh terjadi di negara kita,” imbuhnya.
Boy mengingatkan warga negara Indonesia (WNI) semestinya tetap menjunjung Pancasila sebagai ideologi negara dan membela Indonesia.
“Karena bagaimanapun kita memiliki ideologi negara sendiri, konstitusi sendiri yang sudah pasti mewajibkan kita bela negara sendiri, bukan bela negara lain,” ujar Boy Rafli.
Sementara itu, Badan Intelijen Negara (BIN) terus melakukan deteksi dini pada kelompok-kelompok teroris di Indonesia yang memiliki kedekatan ideologi dan jaringan dengan Taliban.
Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto menyebut deteksi itu adalah upaya pencegahan usai kelompok Taliban menguasai Afghanistan.
Baca Juga: Gus Nadir: Tidak Ada yang Bisa Menjamin Taliban Sudah Berubah, Mereka Itu Fighter
"Pasca kemenangan Taliban menguasai Afghanistan, BIN bersama jajaran intelijen melakukan langkah antisipatif dengan memperkuat deteksi dini dan cegah dini terutama kepada kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban," kata Wawan dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat (20/8/2021).
Wawan menilai, selama ini pergerakan kelompok teroris di Indonesia sedikit banyak terpengaruh perkembangan di tingkat global dan regional.
Ia mencontohkan, deklarasi ISIS untuk mewujudkan negara Islam membuat sejumlah WNI tertarik bergabung.
"Pada saat ISIS mendeklarasikan cita-citanya untuk mewujudkan Negara Islam di Irak pada 2014, ada beberapa WNI yang tertarik untuk menjadi bagian dari Negara Islam di Irak dan Suriah," tuturnya.
Baca Juga: Ramai-Ramai Kibarkan Bendera Nasional, Warga Afghanistan Jadi Sasaran Tembak Taliban
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.