JAKARTA, KOMPAS.TV - Kanker serviks atau kanker leher rahim menjadi penyakit mematikan bagi sebagian besar perempuan.
Hampir seluruh kasus kanker serviks disebabkan oleh virus human papilloma virus atau hpv yang berkembang secara abnormal dan tidak terkendali.
Hpv adalah kelompok virus yang terdiri dari 150 jenis virus yang dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit.
Jenis hpv paling berbahaya adalah hpv 16 dan hpv 18 yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Perempuan dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Namun penyakit ini cenderung mempengaruhi perempuan yang aktif secara seksual.
Melansir dari situs kementerian kesehatan, ada sejumlah faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker serviks di antaranya merokok, terpapar asap rokok, aktivitas seksual pada usia muda atau kurang dari 20 tahun, kurang menjaga kebersihan alat kelamin, berganti-ganti pasangan seksual, dan infeksi daerah kelamin atau radang panggul.
Pada tahap awal, kanker serviks jarang disadari karena biasanya tidak menunjukkan gejala dan baru diketahui ketika keganasan telah menyebar luas.
Pada tahap stadium lanjut, beberapa gejala perlu diwaspadai, seperti haid tidak teratur, nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seksual, keputihan abnormal, serta pendarahan abnormal pada masa menopause dan di luar masa haid.
Tahun 2020, global cancer observatory mencatat 604.127 kasus kanker serviks di dunia dengan 341.831 kasus kematian. Di Indonesia sendiri, kanker serviks menempati peringkat tertinggi kedua di antara jenis kanker lainnya. Saat ini mencapai 36.633 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 21.003 kasus.
Kanker serviks menjadi ancaman nyata dan penyakit yang akan terus ada. Namun dengan pengetahuan dan penanganan yang tepat, tentu dampaknya dapat diminimalisir sekaligus disembuhkan sebelum terlambat.
Lantas, bagaimana cara mencegah dan menanganinya? Simak selengkapnya di video berikut. Video ini tayang pada tanggal 25 Maret 2021.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.