JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) angkat bicara mengenai hilangnya keberadaan pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asyari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menegaskan, dokumen tersebut tidak pernah diterbitkan secara resmi atau mengedarkan naskahnya kepada masyarakat.
"Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi,” kata Hilmar melalui siaran pers tertulis pada Senin (19/4/2021).
Menurutnya, dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu, merupakan salinan lunak yang masih perlu penyempurnaan.
Baca Juga: Kemendikbud Sebut Pancasila dan Bahasa Indonesia Tetap Mata Kuliah Wajib di Perguruan Tinggi
Lebih penting lagi, kata Hilmar, naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017 sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.
Ia juga mengungkapkan, Kemendikbud selalu melihat pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan termasuk sosok KH Hasyim Asyari.
Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut.
Kemendikbud kerap memberikan perhatian terhadap perjuangan KH Hasyim Asyari.
Adapun Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari yang terletak di Jombang, Jawa Timur, dibangun oleh Kemendikbud.
Baca Juga: DPR Setujui Penggabungan Kemenristek ke Kemendikbud dan Pembentukan Kementerian Investasi
Bahkan dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud telah menerbitkan buku berjudul KH Hasyim Asyari: Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri.
"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya,” tegasnya.
Diketahui sebelumnya, Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri), R. Gatot Prio Utomo, meminta pertanggung jawaban Mendikbud Nadiem Makariem atas penghilangan jejak sejarah tersebut.
“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asyari, tetapi tidak ada entry nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohanya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” kata Gatot.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.