JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Komisi Kesehatan DPR Emanual Melkiades Laka Lena menuding Kepala Badan Pengawa Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mendramatisasi hasil kajian terhadap Vaksin Nusantara.
Baca Juga: Kontroversi Vaksin Nusantara, Ratusan Tokoh Beri Dukangan pada BPOM
Hal tersebut Melki kemukakan berdasar pada pernyataan Penny Lukito perihal 71,4 persen subyek penelitian yang mengalami kejadian yang tidak diinginkan meskipun dalam level ringan hingga sedang. Menurut Melki, dari yang dikemukakan Kepala Badan POM tersebut seolah-olah ini berbahaya dengan 71 persen yang dipaparkan akan berisiko.
Padahal berdasar pada bahasan dalam rapat DPR bahwa temuan tersebut tidak ada masalah dan dapat lanjut ke uji klinik tahap II.
"Kok, tiba-tiba digambarkan bermasalah?" tuturnya.
Atas hal tersebut, Melki mengaku kembali mengecek ke para peneliti di Universitas Diponegoro yang terlibat dalam uji klinik tahap 1 Vaksin Nusantara.
"Mereka bilang, kok, bisa Kepala Badan POM menipu publik. Saya sampaikan ini masuk kategori pembohongan publik, Kepala Badan POM membohongi publik dengan membelokan data dan fakta lapangan terkait hasil penelitian," tambah Melki.
Diketahui, Vaksin Nusantara merupakan gagasan dari mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Mulanya, vaksin ini diberinama Joglosemar tetapi seiring dengan perkembangannya, berganti nama menjadi vaksin Nusantara. Vaksin ini belum dapat digunakan sebab masih dalam proses tahap uji klinik.
Baca Juga: Polemik Lompat Tahapan Uji Klinis Vaksin Nusantara
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.