Kompas TV nasional budaya

Simak Alasan Tari Bedhaya Mintaraga Hanya Boleh Dibawakan 9 Orang

Kompas.tv - 11 April 2021, 09:16 WIB
simak-alasan-tari-bedhaya-mintaraga-hanya-boleh-dibawakan-9-orang
Penari Bedhaya Mintaraga di Kagungan Dalem Bangsal Kencana (Sumber: Dokumentasi Keraton Yogyakarta)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Tari Bedhaya Mintaraga usai dipentaskan pada Sabtu, (10/04/2021) secara virtual di kanal Youtube Kraton Yogya. Sembilan orang penari membawakannya. Jumlah sembilan penari memang keharusan dari Tari Bedhaya Mintaraga. Jumlah penari tersebut memiliki alasan berkaitan dengan citra babahan hawa sanga yang merujuk pada sembilan lubang dalam diri manusia atau anatomi tubuh.

Dikutip dari laman kratonjogja.id, sembilan bagian tersebut antara lain, Endhel (simbol hati) yang berarti kehendak diperankan oleh Sumbrodo, Batak (simbol kepala) yang berarti pikiran diperankan oleh Larasati, Jangga atau penggulu (simbol leher) diperankan oleh Raden Harjuna, Dhadha (simbol dada) diperankan oleh Srikandi, Bunthil (simbol pantat) diperankan oleh Lestari, Apit Ngajeng (simbol tangan kanan) diperankan oleh Palupi, Apit Wingking (simbol tangan kiri) diperankan oleh Manuhara, Endhel Wedalan Ngajeng (simbol kaki kanan) diperankan oleh Drestanala, dan Endhel Wedalan Wingking (simbol kaki kiri) diperankan oleh Supraba.

Baca Juga: Saat Labuhan Merapi, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Temukan Kerangka Manusia

Tarian ini secara langsung dipentaskan di Keraton Ngayogyakarta dan digelar di dua tempat, yaitu di Kagungan Dalem Bangsal Kencana dan di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti. Tari Bedhaya Mintaraga di Kagungan Dalem Bangsal Kencana disaksikan secara tertutup dan dipersembahkan langsung kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sementara di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti, tarian dapat disaksikan publik sebagaimana yang bisa dilihat pada kanal Yotube resmi Keraton Yogyakarta.

Busana yang digunakan penari pun dibedakan, jika di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti menggunakan busana rompen berhias jamang dan bulu kasuari. Sementara di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti, tata rias dan busana sama seperti yang dikenakan oleh pengantin putri gaya Yogyakarta. Riasannya bergaya paes ageng berprada emas dengan sanggul gelung bokor berbentuk jeruk saajar sebagai tata rambut. Busana yang dikenakan berupa kain kampuh, cindhe sutrasondher cindhe, dan dilengkapi buntal. Aksesorisnya menggunakan perhiasan Raja Keputren, berupa cunduk menthulsisir pethat, risolin, ceplok jebehan sritaman, centhung, sumping ron, subangkalung sungsunkelat bahugelang kana, dan slepe.

Baca Juga: Gempa Malang Guncang NTB sampai Yogyakarta, Ini Daftar Daerah Terdampak




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x