JAKARTA, KOMPAS.TV- Nama KH Wahab Hasbullah bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) bukan nama asing, meski telah meninggal dunia 50 tahun silam. Sebab, dialah sosok di balik pendirian ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.
KH Abdul Wahab Hasbullah, kelahiran Jombang, Jawa timur, 31 Maret 1888 merupakan sosok yang banyak berjasa bagi NU dan Indonesia. Dia yang mendirikan Organisasi Pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan pada 1916.
Selain menjadi Ketua Komite Hijaz, pada 1926 dia pun yang ikut membidani kelahiran NU. Bukan hanya itu, dia juga yang melahirkan Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).
Baca Juga: Harlah ke-95 Nahdlatul Ulama (NU), Jokowi: Santri Sudah Melek Digital dan Pelopor Teknologi Manfaat
Nama Ansor diambil oleh KH Wahab Chasbullah merujuk pada sebutan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam membantu membela dan menegakkan Islam yang kala itu masih dalam tahap perkembangan.
Jasa yang juga tak bisa dipungkiri adalah keterlibatannya dalam menyerukan pertempuran 10 November di Surabaya yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Setelah Indonesia merdeka, pada 22 Oktober 1945 atau delapan minggu setelah Proklamasi, KH Wahab bersama KH Hasyim Asyari memunculkan fatwa “Resolusi Jihad” yang dikeluarkan PBNU dalam pertemuan Ulama dan konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura, di kantor PB Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO), Jalan Bubutan VI/2 Surabaya. Inti resolusi itu adalah menolak menyerah, tetapi melawan penjajah.
Baca Juga: Nahdlatul Ulama Kaltim Usulkan Pilkada Ditunda
Ketika Indonesia merdeka, peran KH Wahab dalam menjaga Pancasila tidak diragukan lagi. Hal itu diceritakan oleh Saifudin Zuhri dalam salah satu bukunya, Biografi Wahab Hasbullah.
“Kami bertiga, Kiai Wahab, Pak Idham, dan Saifuddin Zuhri sama-sama duduk dalam dewan pertimbangan agung mewakili NU. Berbulan-bulan dewasa ini membicarakan “sosialisme Indonesia”, “Landreform”, “Pancasila” dan lain-lain. Ada dua aspek yang selalu diperhatikan oleh NU dalam pembahasan tersebut. Sosialisme Indonesia menurut NU haruslah sosialisme ala Indonesia dan bukanlah sosialisme ala komunisme, baik Moskow atau Peking."
KH Wahab meninggal setelah Indonesia menikmati kemerdekaanya bahkan memasuki tahap pembangunan. Dia meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun.
Atas jasa-jasanya, maka pemerintah mengangkatnya sebagai pahlawan nasional pada 2014 silam bersama Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting, Sukarni Kartodiwirjo dan HR Mohammad Mangoendiprojo. Anugerah pahlawan diberikan oleh Presiden Jokowi pada 11 Nomber 2014 di Istana Negara.
Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, keempat nama itu sudah merupakan hasil pembahasan menyeluruh oleh Dewan Gelar Pahlawan. “Mekanisme penganugerahan gelar pahlawan keempat orang tersebut sudah melalui rapat pleno gelar pahlawan nasional, sesuai UU Nomor 20 Tahun 2009,” ujar Khofifah, 7 November 2014 silam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.