KOMPAS.Polisi berhasil mengungkap 2 pelaku pengeboman Gereja Katedral Makassar Sulawesi Selatan.
Dari hasil pemeriksaan DNA dan juga penyelidikan, pelaku serangan bom itu diketahui merupakan pasutri berinisial L dan YSF.
Keduanya diketahui tewas di lokasi kejadian.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit prabowo menyatakan, sebelum melakukan aksinya, pelaku L sudah menuliskan surat wasiat pada orang tuanya.
Kedua pelaku juga tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah kajian Villa Mutiara yang melakukan doktrin mengajak jihad dan juga membeli bahan-bahan peledak.
Listyo juga menyatakan, sebelum melakukan aksi teror, YSF dan L dinikahkan Risaldi, salah satu tersangka teror.
Aksi teror yang dilakukan Jamaah Ansharut Daulah, bukan kali ini saja. Tetapi sudah berulang kali. Di antaranya bom di MH Thamrin, bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda, ledakan Bom Panci Bandung, penyerangan polisi di Polda hingga 3 gereja di Surabaya juga jadi sasaran.
JAD juga mendalangi penusukan Wiranto (10 Oktober 2019).
Terakhir, Bom Gereja Katedral Makassar, 2 pelaku pasutri tewas, belasan terluka .
JAD berada di balik aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Pelakunya, pasangan muda berinisial L dan YSF diketahui merupakan pasangan muda yang baru 6 bulan menikah dan dinikahkan oleh seorang anggota JAD yang tewas Januari lalu.
Mengapa paham radikalisme begitu mudah mempengaruhi orang muda untuk melakukan aksi teror? Bagaimana kekuatan jaringan JAD dalam merekrut dan membuat aksi teror di Indonesia?
Simak dialog selengkapnya mengenai jaringan teroris JAD bersama Pakar Terorisme, Al Chaidar, Pakar Intelijen Keamanan, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati, dan juga Ansyaad Mbai, Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.