JAKARTA, KOMPAS.TV- Selain personil Basarnas dibantu instansi terkait yang turun dalam aksi evakuasi korban Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu, ada pula relawan divers rescue yang turut membantu.
Ketua Relawan Divers Rescue Bayu Wardoyo mengisahkan lika-liku pengangkatan jenazah korban pesawat rute Jakarta-Pontianak itu. Menurut Bayu, jenazah tidak boleh diperlakukan sembarangan. Namun harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. "Kami perlakukan layaknya jenazah," kata Bayu saat diwawancara "Breaking News" Kompas TV, Selasa (12/1/2021).
Baca Juga: Tim DVI Akan Identifikasi Kantong Jenazah Sriwijaya Air Besok 11 Januari
Misalnya, saat menemukan jenazah (human remain), semua akan dimasukan ke dalam kantong yang sudah disiapkan (body bag). Kantong-kantong tersebut tidak boleh diapungkan begitu saja, tapi harus dibawa ke atas secara hati-hati. Setelah sampai di kapal akan segera diterima oleh tim forensik yang sudah menunggu.
Bila temuan jenazah posisinya berdekatan, akan dikumpulkan terlebih dahulu. "Ada prosedur khusus untuk temuan human remain," tambahnya.
Karena itu, para relawan divers rescue ini juga bukan penyelam sembarangan, tapi harus punya kualifikasi khusus.
Baca Juga: Area Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ-182 Diperkecil
Menurut Bayu, kondisi laut tempat jatuhnya pesawat Sriwijaya ini terbilang bersahabat. Selain kedalamannya sekitar 18-20 meter, visibility masih bagus, arusnya pun tidak terlalu kuat dengan suhu standar. "Suhu sekitar 28 derajat," kata Bayu. Hal ini yang membuat proses pengangkatan jenazah tidak punya banyak kendala.
Tim relawan ada 22 orang dengan 10 penyelam yang memiliki kualifikasi khusus, di antaranya memiliki kemampuan menyelam hingga kedalaman 50 meter.
Para penyelam biasanya menyelam pada pagi hari. Mereka berada di kapal KM SAR Wisnu sejak Minggu (10/1/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.