JAKARTA, KOMPAS.TV- Hari Natal 25 Desember 2020 jatuh bertepatan dengan hari Jumat. Pada hari tersebut, selain ada perayaan dan ibadah Natal bagi umat Nasrani, juga ada ibadah salat Jumat bagi kaum muslimin. Meski dua hari raya tersebut bertepatan tapi suasana saling menghargai sangat terasa.
Salah satunya di Jalan Anggrek Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat. Di kawasan tersebut terdapat Masjid ar-Rahmat yang bersebelahan dengan Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) Resort Slipi. Kedua rumah ibadah itu berdiri berdampingan, hanya dipisahkan oleh jalan buntu.
Ketika waktu salat Jumat sudah tiba, para jamaah segera masuk ke lantai dua masjid. Mereka melaksanakan salat dan mendengarkan khutbah dengan khusyuk.
Baca Juga: Gereja di Manado Rayakan Natal dengan Protokol Kesehatan
Posisi shaf (barisan) jamaah agar renggang dengan diberi tanda silang. Tidak ada karpet. Sebagian besar jamaah membawa sajadah dan bermasker.
Setelah salat Jumat selesai, dari gereja HKBP terdengar sayup-sayup suara lagu rohani mengalun syahdu. Jemaat yang hadir tidak banyak. Terlihat dari kendaraan yang terparkir, hanya ada 4 kendaraan roda empat saja dan bebera buah kendaraan roda dua.
Menrut pengurus Masjid Ar-Rahmat, suasana saling tenggang rasa ini sudah berlangsung lama. "Masing-masing saja, lakum dinukum waliyaddin (untukmu agamamu dan untukku agamaku, red)," kata Hamdani saat berbincang dengan Kompas TV, Jumat (25/12/2020).
Baca Juga: Ibadah Natal Di Sorong Dengan Protokol Kesehatan
Bahkan, bila menjelang hari raya Idul Fitri pihak gereja HKBP biasa ikut membantu memberi beras. "Tapi lebaran kemarin nggak, kan sedang suasana Covid-19, jamaah juga sedikit, "terang Hamdani.
Sebaliknya, dalam suasana normal, bila sedang dalam suasana kebaktian di gereja, warga di sekitar masjid ikut membantu memarkirkan kendaraan jemaat gereja. Apalagi, lahan parkir yang tersedia juga cukup sempit.
Baik gereja HKBP maupun Masji ar-Rahmat usianya sudah cukup panjang. Masing-masing berkembang sesuai kebutuhan jamaah. Masjid ar-Rahmat, menurut Hamdani, mulanya adalah masjid kecil. Tapi terus berkembang hingga dua lantai.
Begitu pula gereja HKBP, yang pernah mengalami beberapa kali renovasi. Selama pembangunan dua rumah ibadah itu, menurut Hamdani, tidak pernah terdengar ada konflik. Hingga kedua rumah ibadah itu berdiri dengan cukup megah, di tengah perumahan penduduk.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.