JAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa bumi dangkal dengan magnitudo 4,1 yang terjadi di wilayah Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/4) pukul 22.16 WIB, dipicu oleh aktivitas sesar Citarik.
Hal itu diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun Instagram @infobmkg.
"Episenter Gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri (Sidarto, 2008). Pembangkit Gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG," demikian keterangan BMKG, Jumat (11/4/2025).
Gempa Bogor memiliki magnitudo M4,1 dengan episenter terletak di darat tepatnya pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km.
Baca Juga: Dampak Gempa Magnitudo 4,1 yang Guncang Bogor, Rumah Warga di 5 Kecamatan Rusak
Gempa Bogor merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
Bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi.
Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip).
Gempa bumi ini dirasakan di wilayah Kab. Bogor, Kota Bogor dan Depok dengan Skala Intensitas III-IV MMI dan menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga di Kota Bogor.
Sesar Citarik merupakan salah satu sesar aktif di wilayah barat Pulau Jawa. Menurut kajian Sidarto (2008), sesar ini memiliki arah lurusan Sungai Citarik, sehingga kemudian dinamai sesuai dengan nama sungai tersebut.
Sesar ini telah aktif sejak periode Miosen Tengah, sekitar 15 juta tahun yang lalu, membentang sepanjang sekitar 250 kilometer dari pantai tenggara Teluk Palabuhanratu, melewati Sungai Citarik, perbatasan Bekasi dan Jakarta, hingga ke Laut Jawa.
Seperti dilansir dari Kompas.com, jalur sesar ini dibagi menjadi tiga segmen, yaitu selatan, tengah, dan utara, dengan karakteristik seismik masing-masing.
Gunung Salak yang masih aktif hingga kini berada di segmen tengah sesar ini. Sesar Citarik juga menjadi penyebab gempa berkekuatan M5,0 yang mengguncang Kalapanunggal, Sukabumi, pada 10 Maret 2020.
Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Sesar Citarik juga memicu gempa bumi dengan kekuatan M 5,0 terjadi pada 10 Maret 2020 lalu dengan pusat gempa bumi berlokasi di wilayah barat Kabupaten Sukabumi, tepatnya di sekitar Kecamatan Kalapanunggal.
Baca Juga: Fakta-Fakta Gempa Bogor: Terasa sampai Depok, Waspada Gempa Susulan
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan, sesar Citarik ini mempunyai orientasi utara timur laut-selatan barat daya, memanjang namun tersegmentasi melalui Pelabuhan ratu, Bogor, hingga Bekasi.
Sesar ini diperkirakan telah aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih aktif hingga saat ini dengan mekanisme sesar geser/mendatar mengiri (sinistral strike slip).
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.