Kompas TV lifestyle beauty and fashion

Lebaran Tanpa Baju Baru? Ini Alasan Budaya Konsumtif Mulai Bergeser

Kompas.tv - 28 Maret 2025, 11:14 WIB
lebaran-tanpa-baju-baru-ini-alasan-budaya-konsumtif-mulai-bergeser
Ilustrasi belanja baju lebaran (Sumber: Antaranews)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tradisi membeli baju baru saat Lebaran kini mulai berubah. Jika dulu pakaian baru dianggap sebagai bagian penting dari perayaan, kini banyak masyarakat yang memilih untuk tidak membelinya.

Faktor utama yang mendorong pergeseran ini adalah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja, kemudian tren fashion berkelanjutan, dan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari industri mode.

Pergeseran Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi

Survei Litbang Kompas (Sumber: Kompas.id)

Jajak pendapat Litbang Kompas, seperti mengutip Kompas.id mengungkap bahwa 54,6 persen responden tidak lagi menganggap membeli pakaian baru sebagai keharusan saat Lebaran.

Baca Juga: Telkomsel Hadirkan Posko Mudik di Lebaran 2025, Intip Beragam Promo Menariknya!

Sebaliknya, 45,4 persen masih mempertahankan kebiasaan tersebut. Pergeseran ini lebih mencolok jika dilihat dari kelas sosial ekonomi:

  • 58,8 persen kelompok menengah bawah tetap membeli baju baru, sementara 67,4 persen masyarakat kelas bawah memilih untuk tidak melakukannya.
  • Kelompok menengah atas dan atas justru lebih cermat dalam berbelanja, dengan 55,6 persen dan 73,5 persen masing-masing memilih untuk tidak membeli baju baru.

Fast Fashion dan Dampak Lingkungan

Kesadaran akan dampak industri fast fashion juga memengaruhi keputusan masyarakat. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah kain di Indonesia menyumbang 2,12 persen dari total sampah nasional. Provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur adalah penyumbang terbesar.

Tren fast fashion yang menawarkan pakaian murah dan cepat berganti tren justru meningkatkan limbah tekstil. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang mulai beralih ke pakaian berkualitas tinggi yang lebih tahan lama atau memilih untuk menyewa pakaian saat Lebaran.

Sewa dan Padu Padan: Alternatif Ramah Lingkungan

Tren sewa pakaian semakin diminati, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dengan harga sewa berkisar antara Rp250.000 hingga Rp500.000 per pekan, masyarakat dapat tetap tampil stylish tanpa harus membeli pakaian baru. Selain itu, konsep capsule wardrobe atau mix and match pakaian lama juga semakin populer.

Baca Juga: Curi Truk Tronton, Pria di Purwakarta Mengaku Butuh Uang untuk Lebaran

Perayaan Lebaran sejatinya lebih dari sekadar pakaian baru. Kesederhanaan, kebersamaan, dan silaturahmi lebih bermakna dibandingkan sekadar mengikuti tren konsumtif.

Dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, masyarakat kini mulai memilih alternatif yang lebih bijak, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan.

Lebaran tetap bisa dirayakan dengan penuh makna, tanpa harus selalu diiringi dengan baju baru.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x