Kompas TV lifestyle tren

Kenapa Imlek Selalu Identik dengan Guyuran Hujan? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.tv - 24 Januari 2025, 05:30 WIB
kenapa-imlek-selalu-identik-dengan-guyuran-hujan-ini-penjelasan-ilmiahnya
Foto ilustrasi hujan ringan. Hari kedua tahun 2025, BMKG prediksi sejumlah wilayah di Jabodetabek pada Kamis 2 Januari 2025 akan diguyur hujan ringan. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TVPerayaan Imlek tak hanya identik dengan pertunjukkan barongsai, makan bersama keluarga, dan pembagian angpao, tetapi juga guyuran hujan.

Orang Tionghoa percaya turunnya hujan ketika Imlek membawa keberkahan atau datangnya rezeki bagi mereka. Sebagian orang juga memercayai bahwa hujan ketika Imlek adalah jawaban dari persembahyangan mereka di tahun yang baru.

Namun, ternyata ada penjelasan logis mengapa Imlek yang dirayakan setiap tahun sering kali diwarnai dengan guyuran hujan.

Baca Juga: Momen Titiek Soeharto Minta Menteri KP Wahyu soal Isu HGB Pagar Laut | PAGAR LAUT

Penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ternyata bisa dijadikan patokan alasan mengapa Imlek identik dengan hujan.

Mengutip BMKG, secara umum bulan Desember-Januari-Februari memang periode musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara. Bulan Januari-Februari juga merupakan puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di dua wilayah tersebut.

Apabila Imlek dirayakan pada periode tersebut, mungkin sekali perayaan ini di Indonesia disertai dengan hujan. Adapun terjadinya hujan dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer di suatu wilayah yang dapat menyebabkan pembentukan awan dan hujan. Sehingga, musabab Imlek dipandang erat dengan hujan, dari sisi logika sains yakni lantaran periode kejadiannya selalu bertepatan dengan periode musim hujan.

Masih dari BMKG, penyebab hujan pada Januari-Februari, ada faktor dinamika atmosfer yang berperan dalam pembentukan musim hujan selama periode Januari-Februari. Faktor yang dimaksud adalah Monsun Asia sebagai dampak tidak langsung dari adanya evolusi atau pergerakan Bumi terhadap Matahari.

Baca Juga: Diinterupsi Soal Pengawasan Kawasan Perairan Tangerang, Begini Jawaban Menteri KP | PAGAR LAUT


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x