Kompas TV lifestyle kesehatan

Waspadai Berat Badan Naik Drastis, Bisa Jadi Tanda Sindrom Cushing

Kompas.tv - 4 Maret 2024, 20:00 WIB
waspadai-berat-badan-naik-drastis-bisa-jadi-tanda-sindrom-cushing
Ilustrasi kenaikan berat badan (Sumber: i yunmai on Unsplash)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kenaikan berat badan secara dratis dapat menjadi tanda penyakit sindrom cushing. Kondisi ini merupakan gejala yang muncul akibat peningkatan hormon kortisol dalam darah. 

Secara medis, kondisi ini juga dikenal dengan istilah hiperkortisolisme. Secara umum, hormon kortisol dikenal juga sebagai hormon yang memicu stres dalam tubuh. 

Dikutip dari laman Mayo Clinic, hormon kortisol akan membantu sistem tubuh beroperasi secara optimal dalam kondisi normal. Namun dalam jumlah berlebihan, hormon ini dapat memicu sindrom cushing

Baca Juga: Waspada 5 Bahaya Konsumsi Eh Teh Manis Berlebihan, dari Berat Badan Naik hingga Stroke

Salah satu gejala utama sindrom cushing adalah peningkatan berat badan dan bertambahnya kadar lemak di dalam tubuh. Peningkatan lemak sendiri biasanya terjadi pada beberapa bagian, seperti dada, perut, belakang leher dan bahu.

Gejala lain dari sindrom cushing antara lain, wajah merah, bengkak, kulit mudah memar, stretch mark yang besar, hingga depresi dan perubahan suasana hati. Tak cuma itu, sindrom cushing juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. 

Penyebab Sindrom Cushing

Dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, sindrom cushing endogen jarang terjadi. Endogen sesuatu di dalam tubuh yang menyebabkan gangguan tersebut. 

Perkiraan sindrom cushing endogen dapat bervariasi, berkisar antara 40 hingga 70 orang dari setiap juta yang terkena sindrom ini. Namun, kodisi ini juga kerap menyerang orang yang telah lama mengonsumsi obat steroid.

Steroid sendiri diketahui mengandung kortisol versis sintetis. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh tubuh yang memproduksi terlalu banyak kortisol. 

Biasanya kondisi ini dipicu oleh pertumbuhan tumor pada kelenjar pituitari di otak dan salah satu kelenjar adrenal di atas ginjal. Tumor tersebut biasanya bersifat non-kanker alias jinak. 

Sindrom cushing paling sering menyerang orang dewasa, biasanya berusia 30 hingga 50 tahun. Namun, juga terjadi pada anak-anak. 

Baca Juga: 5 Minuman di Sekitar Kita Ini Ternyata Tinggi Gula, Hati-hati Berat Badan Naik!

Sindrom cushing mempengaruhi sekitar tiga kali lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Pada orang yang menderita diabetes tipe 2 sindrom Cushing mungkin menjadi penyebabnya. 

Hal ini ditandai kadar glukosa darahnya tetap terlalu tinggi seiring berjalannya waktu, disertai tekanan darah tinggi. Kondisi ini bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan tepat.


 




Sumber : Kompas TV, Mayo Clinic




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x