JAKARTA, KOMPAS.TV - Era modern ditandai dengan ketergantungan yang semakin meningkat pada teknologi dan internet. Kehidupan sehari-hari telah diubah oleh kehadiran teknologi yang memungkinkan hampir seluruh kegiatan dilakukan secara online.
Dari berbelanja, memesan makanan, menggunakan transportasi, hingga kegiatan belajar mengajar, semua telah terintegrasi ke dalam dunia digital.
Namun, kemudahan ini juga memunculkan potensi kecanduan, di mana pengguna berubah menjadi ketergantungan pada layanan dan fasilitas yang disediakan oleh teknologi ini.
Baca Juga: Mandi di Laut Gunakan Sterefoam, Seorang Bocah Tenggelam!
Dikutip dari Merriam Webster, FOMO, atau Fear of Missing Out, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekhawatiran mendalam yang dirasakan seseorang ketika melihat orang lain memiliki pengalaman yang lebih berharga atau memuaskan.
FOMO sering kali ditandai dengan keinginan yang kuat untuk selalu terhubung dengan orang lain, terutama melalui media sosial.
Fenomena ini diakibatkan oleh tidak terpenuhinya tiga kebutuhan dasar psikologis: autonomi (perasaan terpaksa), kompetensi (keinginan untuk lebih baik dari orang lain), dan keterhubungan (kebutuhan untuk selalu terhubung dengan orang lain).
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Aturan Baru 2024 Usia PNS dan PPPK
Jika FOMO telah mencapai tingkat yang tinggi dalam individu, dampaknya dapat sangat signifikan.
Jurnal Hubungan Antara Regulasi Diri dengan Fear of MIssing Out pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Psikologi Universitas Dipenogoro (2019) karya Nicho dan Dian menjelaskan dampak ini meliputi putusnya hubungan non-virtual karena kurangnya atensi saat berkomunikasi, peningkatan ketergantungan pada smartphone.
Tak hanya itu rendahnya tingkat kepuasan dan kesejahteraan hidup, serta indikasi keadaan sosial dan emosi negatif seperti bosan dan kesepian yang berkaitan dengan penggunaan media sosial.
Baca Juga: Cara Usir Cicak dengan Bahan-Bahan Alami yang Mudah Ditemukan di Rumah
Ada juga peningkatan rasa terpisah dari orang lain dan munculnya kecemasan sosial.
Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai pendorong FOMO. Menurut JWT Intelligence (2012) faktor-faktor ini termasuk keterbukaan informasi di media sosial, usia, persaingan sosial (Social One-upmanship), topik yang populer melalui hashtag, kondisi deprivasi relatif, dan stimulus untuk mengetahui informasi.
Penelitian oleh Siti Nuriyah dan Thalita dalam jurnal Gejala Fear of Missing Out dan Adiksi Media Sosial Remaja Putri di Era Pandemi Covid-19 (2022) menunjukkan bahwa penyebab utama FOMO meliputi ketidakmampuan mengelola waktu luang dan keinginan untuk selalu terhubung melalui media sosial.
Baca Juga: Doa Setelah Salat Taubat Beserta Zikirnya, Ini Niat, Tata Cara dan Waktu Pelaksanaan yang Benar
Selain itu faktor lain yakni intensitas penggunaan media sosial yang tinggi, serta rasa 'harus' membuka media sosial meskipun tidak ada kepentingan.
Mengetahui fenomena FOMO membuat kita mengerti cara-cara yang sehat dalam menggunakan teknologi dan internet, serta menghindari potensi dampak negatifnya pada kehidupan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.