JAKARTA, KOMPAS.TV - Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat modern, terlebih anak muda dan generasi Z. Hampir semua gen Z memiliki akun media sosial dan menggunakannya untuk berbagai keperluan, mulai dari berkomunikasi dengan teman dan keluarga, hingga mencari informasi dan hiburan.
Namun, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Dikutip dari laman Healthline, kecanduan media sosial merupakan gangguan mental yang ditandai dengan pola penggunaan media sosial yang tidak terkendali dan menyebabkan dampak negatif terhadap kehidupan seseorang.
Orang yang mengalami kecanduan media sosial akan merasa gelisah, cemas, atau bahkan depresi jika tidak dapat mengakses media sosial.
Baca Juga: 6 Cara Lakukan Digital Detoks untuk Lepas Kecanduan Media Sosial
Orang yang kecanduan media sosial akan selalu ingin terhubung dengan internet untuk mengakses media sosial. Mereka sering menggunakan media sosial di tempat-tempat yang tidak seharusnya, seperti di tempat kerja, di kelas, atau saat sedang bepergian.
Sebagai contoh, seorang remaja yang kecanduan media sosial mungkin akan memeriksa ponselnya setiap beberapa menit, bahkan saat mereka sedang belajar atau mengerjakan tugas. Mereka juga mungkin akan membawa ponsel mereka ke tempat tidur dan terus memeriksanya sebelum tidur.
Orang yang kecanduan media sosial akan merasa gelisah atau cemas ketika tidak bisa mengakses media sosial. Mereka akan merasa seperti ada sesuatu yang hilang dari hidup mereka.
Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang kecanduan media sosial mungkin akan merasa gelisah atau cemas ketika ponselnya mati atau ketika tidak ada sinyal internet. Mereka mungkin akan merasa seperti mereka terputus dari dunia.
Orang yang kecanduan media sosial akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggunakan media sosial. Bahkan, ia akan mengabaikan tanggung jawabnya.
Orang yang kecanduan media sosial mungkin akan menghabiskan berjam-jam untuk bermain game atau menonton video di media sosial. Mereka mungkin akan mengabaikan pekerjaan mereka atau bahkan bolos kerja.
Orang yang kecanduan media sosial akan terobsesi untuk mendapatkan likes atau followers di media sosial. Mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Orang yang kecanduan media sosial akan merasa tidak puas dengan kehidupan nyata mereka. Mereka akan membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial dan merasa bahwa hidup mereka tidak sebaik orang lain.
Seorang remaja yang kecanduan media sosial mungkin akan merasa tidak puas dengan penampilannya. Hal ini terjadi setelah melihat foto-foto orang lain yang tampak sempurna di media sosial.
Dalam sebuah jurnal CyberPsychology berjudul Social Media Addiction: Its Impact, Mediation, and Intervention, disebutkan bahwa kecanduan media sosial dapat dilihat sebagai salah satu bentuk kecanduan internet, di mana individu menunjukkan dorongan untuk menggunakan media sosial secara berlebihan. Individu dengan kecanduan media sosial sering kali terlalu khawatir tentang media sosial dan didorong oleh dorongan tak terkendali untuk masuk dan menggunakan media sosial.
Penelitian telah menunjukkan bahwa gejala kecanduan media sosial dapat diwujudkan dalam suasana hati, kognisi, reaksi fisik dan emosional, serta masalah interpersonal dan psikologis. Telah dilaporkan bahwa kecanduan media sosial memengaruhi sekitar 12 persen pengguna di seluruh situs jejaring sosial.
Baca Juga: Waspadai Konten Tidak Senonoh di Media Sosial, Ini Bahayanya
Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berkepanjangan terkait dengan masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi dan terkait negatif dengan kesejahteraan jangka panjang. Kecanduan media sosial dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti gangguan tidur, penurunan produktivitas, rasa cemas dan depresi, masalah kesehatan mental, serta gangguan hubungan sosial
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.