JAKARTA, KOMPAS.TV - Di balik kasus Fajri (27), pria asal Tangerang yang memiliki bobot hampir 300 kilogram (kg), obesitas kini makin diperhatikan.
Fajri adalah pasien Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang meninggal dunia, Kamis (22/6/2023). Sebelum meninggal, Fajri mengalami gangguan organ dalam akibat obesitas ekstrem.
Selama 8 bulan, Fajri hanya terbujur di kasur dan tak dapat melakukan aktivitas. Hal ini membuat mobilitas pria ini terbatas hingga berat badannya terus bertambah dan mengalami obesitas.
Baca Juga: Jenazah Fajri Pemuda Obesitas 300 Kg akan Dimakamkan di TPU Menteng Pulo
Mengutip dari Cleveland Clinic, obesitas adalah penyakit kronis dengan kondisi kelebihan lemak tubuh. Ketika tubuh memiliki lemak tubuh terlalu banyak, maka fungsi-fungsi tubuh menjadi terganggu.
Perubahan fungsi tubuh akibat obesitas bersifat progresif, dapat memburuk dari waktu ke waktu, dan menyebabkan gangguan kesehatan dan metabolisme tubuh.
Obesitas menyebabkan sejumlah penyakit, seperti penyakit kardiovaskular dan stroke, yang menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, lebih dari 4 juta orang meninggal setiap tahun akibat obesitas.
Baca Juga: Fajri Pria Berbobot 300 Kg Meninggal Dunia, Benarkah Obesitas Menyebabkan Kematian?
Seseorang dikatakan mengalami obesitas tidak diukur dari berat badannya. Pengukuran paling mudah untuk mengidentifikasi seseorang mengalami obesitas adalah menggunakan indeks massa tubuh atau body mass index (BMI).
BMI adalah penghitungan yang dapat memberikan informasi dasar mengenai lemak tubuh manusia berdasarkan berat badan dan tinggi.
WHO menetapkan bahwa BMI 25 dianggap kelebihan berat badan dan BMI 30 dianggap obesitas.
Baca Juga: Fajri, Pria Obesitas Berbobot 300 Kg Meninggal Dunia
Kelebihan lemak tubuh dapat memadati beberapa organ tubuh. Hal ini membuat metabolisme terganggu. Ada beberapa gejala yang mungkin muncul saat seseorang mengalami obesitas, yakni:
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat bahwa 1 dari 3 orang dewasa yang mengalami obesitas juga menderita radang sendi. Penelitian menunjukkan, setiap kenaikan berat badan sebanyak 5 kg, risiko artritis lutut meningkat sebanyak 36 persen.
Sumber : Cleveland Clinic, WHO
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.