Kompas TV lifestyle kesehatan

Hari Kesadaran Sel Sabit Sedunia 19 Juni, Penyakit Langka Sel Darah Merah Berbentuk Bulan Sabit

Kompas.tv - 19 Juni 2023, 06:10 WIB
hari-kesadaran-sel-sabit-sedunia-19-juni-penyakit-langka-sel-darah-merah-berbentuk-bulan-sabit
Ilustrasi. Hari Kesadaran Sel Sabit Sedunia diperingati tiap 19 Juni (Sumber: Mayoclinic)
Penulis : Dian Nita | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tidak banyak yang tahu, Hari Kesadaran Sel Sabit Sedunia atau World Sickle Cell Awareness Day diperingati pada 19 Juni setiap tahunnya.

Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit sel sabit (SCD) dan dampaknya terhadap individu, keluarga, dan komunitas di seluruh dunia.

Sebagai informasi, penyakit sel sabit adalah kelainan darah genetik yang ditandai dengan sel darah merah abnormal yang berbentuk bulan sabit.

Sel yang berbentuk tidak teratur dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah, yang menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan.

Sejarah Hari Kesadaran Sel Sabit Sedunia

Melansir Hindustan Times, Senin (19/6), Hari Kesadaran Sel Sabit Sedunia berawal dari resolusi Majelis Umum PBB pada 22 Desember 2008 yang mengakui penyakit sel sabit sebagai masalah kesehatan global.

Saat itulah, PBB menetapkan tanggal 19 Juni sebagai hari resmi untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit sel sabit di seluruh dunia.

Baca Juga: Sudah Tahu Virus Selain DBD yang Bisa Ditularkan oleh Nyamuk ke Tubuh Kita?| SINAU

Hari Kesadaran Sel Sabit Sedunia diciptakan untuk mengatasi kurangnya pemahaman, akses terbatas ke perawatan kesehatan dan stigma sosial yang terkait dengan penyakit sel sabit.

Ini bertujuan untuk menarik perhatian pada tantangan yang dihadapi oleh individu dan keluarga yang terkena penyakit dan mengadvokasi layanan kesehatan yang lebih baik, penelitian, dan sistem pendukung.


Apa Itu Penyakit Sel Sabit?

Mengutip Primaya Hospitals, penyakit sel sabit adalah kelainan darah langka yang diturunkan secara genetik dari kedua orangtua.

Tidak seperti sel darah merah normal yang berbentuk bulat dan terpisah-pisah, penderita penyakit sel sabit, bentuk sel darah merahnya menyerupai sabit, kaku, lengket, dan berinteraksi dengan sel lain.

Akibatnya, bisa terjadi berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan sistem peredaran darah hingga menghambat aliran darah.

Orang yang menderita penyakit ini juga memiliki sel darah merah yang lebih sedikit lantaran sel sabit lebih cepat mati ketimbang sel darah merah yang normal.

Seiring dengan waktu, sumbatan pada aliran darah dan kurangnya kadar oksigen yang dibutuhkan organ tubuh untuk berfungsi dapat memicu penyakit yang lebih serius hingga kematian.

Baca Juga: Celine Dion Batalkan Seluruh Tur Dunia 2023-2024, Masih Belum Sembuh Akibat Penyakit Langka

Gejala Penyakit Sel Sabit

Gejala yang sering dialami oleh penderita penyakit sel sabit adalah rasa sakit pada tubuh secara berulang. Nyeri ini disebabkan karena sel sabit mengalir melalui pembuluh darah kecil dan tersangkut hingga menghambat aliran darah. Gejala lainnya termasuk:

  • Masalah penglihatan
  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Sering mengalami infeksi
  • Gangguan tumbuh kembang
  • Pembengkakan tangan dan kaki
  • Tekanan darah tinggi
  • Terlambat puber
  • Sulit memusatkan perhatian

Penyebab Penyakit Sel Sabit

Penyakit sel sabit disebabkan oleh kelainan gen kedua orang tua yang mempengaruhi perkembangan sel darah merah.

Sedangkan jika hanya ada salah satu orang tua yang memilikinya, sang anak mungkin hanya akan menjadi pembawa atau carrier tanpa menunjukkan gejala.

Hingga kini belum diketahui pasti apa penyebab kelainan gen tersebut.




Sumber : Hindustan Times, Primaya Hospitals




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x