JAKARTA, KOMPAS.TV - Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum dialami pada masa kanak-kanak.
Biasanya ADHD pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak, namun tak jarang gangguan mental ini sering berlangsung hingga dewasa.
Melansir kidshealth.org, Selasa (6/6/2023), ADHD adalah kondisi seseorang memiliki gangguan dalam perkembangan dan aktivitas otak yang mempengaruhi perhatian, hiperaktivitas, dan pengendalian diri.
Perlu diketahui, normal bagi anak-anak untuk mengalami kesulitan fokus dan berperilaku. Namun, anak-anak dengan ADHD memiliki gejala yang bisa berlanjut dan parah.
Anak-anak yang mengalami ADHD dapat mengalami kesulitan di sekolah, di rumah, dan dalam persahabatan.
Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, ada tiga jenis ADHD jika dilihat dari gejalanya, yakni sebagai berikut:
Baca Juga: Anak Dengan ADHD, Gejala Dan Penangannya - AYO SEHHAT
Anak-anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif atau menjadi terlalu aktif. Berikut ciri-cirinya:
ADHD mempengaruhi sekitar 8,4% anak-anak dan 2,5% orang dewasa, menurut American Psychiatric Association. Berikut ciri-cirinya pada orang dewasa.
Baca Juga: 15 Persen Angkatan Kerja Dunia Alami Gangguan Mental: Naik selama Pandemi, Turunkan Produktivitas
Penyebab dan faktor risiko ADHD tidak diketahui, tetapi penelitian saat ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting. Studi terbaru menghubungkan faktor genetik dengan ADHD.
Selain genetika, para ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya termasuk:
Adapun anggapan bahwa ADHD disebabkan oleh makan terlalu banyak gula, terlalu banyak menonton televisi, pola asuh, atau faktor sosial dan lingkungan seperti kemiskinan atau kekacauan keluarga belum terbukti.
Sumber : CDC, kidshealth.org, healthline
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.