Di tengah kegentingan dan kepanikan bangsa ini menanggulangi pandemi Covid-19 yang belum terkendali, kegaduhan politik kembali terjadi.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia melontarkan kritik di media sosial bertajuk, “Jokowi: The King of Lip Service.”
Kritik BEM UI itu menambah kegaduhan politik di Tanah Air. Presiden Jokowi muncul dan mengatakan kritik dalam negara demokrasi adalah hal biasa.
Pihak BEM UI memaparkan sejumlah pernyataan Presiden Jokowi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Sebut saja soal revisi UU ITE, penguatan KPK, dan UU Cipta Kerja.
Kritik BEM UI itu ditanggapi pro dan kontra. Ada yang langsung mengkritik pernyataan BEM UI. Ada juga yang mendukung substansi kritik BEM UI.
Presiden Jokowi sendiri tampil tenang menanggapi kritik BEM UI.
"Itu kan sudah sejak lama. Dulu ada yang bilang saya ini klemar klemer, lalu ada yang bilang saya plonga plongo. Kemudian ganti, saya ini otoriter hingga bebek lumpuh. Ya biasa saja. Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa. Ini negara demokrasi," ujarnya dalam Akun Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan, kritik boleh-boleh saja dan pihak kampus pun tak perlu menghalangi para mahasiswa menyampaikan kritik. Namun ia mengingatkan, ada budaya tata krama dan kesopansantunan yang harus dijaga.
Namun, fokus penanggulangan pandemi adalah langkah yang harus menjadi perhatian utama. Kritik BEM UI tak perlu berlarut-larut dan mengurasi energi.
Fokus bangsa harus kembali diarahkan bagaimana agar bangsa ini bisa segera mengatasi pandemi. Keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.