ISTANBUL, KOMPAS.TV - Gempa bumi terjadi di Turki dengan kekuatan magnitudo 6,2 di Laut Marmara dekat Istanbul.
Gempa bumi Tuki yang terjadi, Rabu (23/4/2025) itu menimbulkan kepanikan dan membuat 151 orang terluka karena loncat dari gedung.
Insiden tersebut diungkapkan oleh Kantor Kegubernuran Istanbul, kota yang dianggap memiliki risiko tinggi gempa besar.
Baca Juga: India-Pakistan Terancam Perang, Tragedi Berdarah di Kashmir yang Tewaskan 26 Wisatawan Jadi Pemicu
Berdasarkan Survey Geologi AS, gempa tersebut memiliki kedalaman sekitar 10 km, dengan episentrum sekitar 40 km Barat Daya Istanbul, di bawah Laut Marmara.
Gempa bumi tersebut dirasakan hingga Provinsi Tekirdag, Yalova, Bursa dan Balikesir dan Kota Izmir, sekitar 550 km sebelah selatan Istanbul.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan gempa terjadi sekitar 13 detik, dan diikuti gempa susulan sebanyak 50 kali, dengan yang terkuat mencapai magnitudo 5,9.
Gempat terjadi sekitar pukul 12.49, saat liburan ketika banyak anak-anak tak sekolah dan merayakan di jalanan Istanbul.
Panik, banyak warga keluar dari rumah dan gedung untuk ke jalanan.
Badan Manajemen Bencana dan Darurat menyerukan warga menjauh dari gedung.
“Karena panik, 151 warga kami terluka karena jatuh dari ketinggian,” bunyi pernyataan Kantor Gubernur Istanbul dikutip dari The Guardian.
“Perawatan mereka tengah dilakukan di rumah sakit, dan mereka tak berada dalam kondisi membahayakan nyawa,” ujarnya.
Banyak warga berkumpul di taman, lapangan sekolah, dan area terbuka lainnya untuk menjauh dari gedung untuk menghindari roboh atau gempa lanjutan.
Baca Juga: Trump Serang Zelenskyy yang Ogah Akui Kontrol Rusia atas Krimea, Dituduh Rusak Negosiasi Perdamaian
Beberapa dari mereka bahkan memilih bermalam di tenda di taman.
“Untungnya, sudah tak ada masalah lagi sekarang,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait gempa bumi itu.
“Semoga Tuhan melindungi negara dan rakyat kita dari semua bencana, kehancuran, kecelakaan dan masalah,” ucapnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.