Kompas TV internasional kompas dunia

Kashmir Berdarah, Sedikitnya 20 Wisatawan Tewas Ditembaki dari Jarak Dekat

Kompas.tv - 23 April 2025, 00:33 WIB
kashmir-berdarah-sedikitnya-20-wisatawan-tewas-ditembaki-dari-jarak-dekat
Paramedis membawa seorang turis yang terluka di atas tandu di sebuah rumah sakit di Anantnag setelah penyerang menembaki turis yang berkunjung ke Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India, Selasa, 22 April 2025. (Sumber: Foto AP/Dar Yasin)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Vyara Lestari

SRINAGAR, KOMPAS.TV — Polisi India mengatakan orang-orang bersenjata telah menewaskan sedikitnya 20 wisatawan di sebuah resor di Kashmir yang dikuasai India.

Dua perwira polisi senior mengatakan sedikitnya empat orang bersenjata, yang mereka gambarkan sebagai milisi, menembaki puluhan wisatawan dari jarak dekat pada hari Selasa (22/4/2025). 

Para perwira mengatakan sedikitnya tiga lusin lainnya terluka, banyak dari korban luka yang berada dalam kondisi serius. Petugas mengumpulkan sedikitnya 20 mayat di padang rumput Baisaran, sekitar lima kilometer dari kota resor Pahalgam di wilayah yang disengketakan.

Seperti dikutip dari The Associated Press, polisi menggambarkan insiden itu sebagai "serangan teroris" dan menyalahkan milisi yang melawan kekuasaan India. Peristiwa itu tampaknya menjadi perubahan besar dalam konflik regional yang selama ini tidak melibatkan banyak wisatawan.

Baca Juga: Rekonstruksi Penembakan 3 Polisi oleh Anggota TNI di Way Kanan, 71 Adegan Diperagakan

"Serangan ini jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah kita lihat yang ditujukan kepada warga sipil dalam beberapa tahun terakhir," tulis Omar Abdullah, pejabat tinggi terpilih di wilayah itu, di media sosial.

Hingga saat ini, polisi sedang mencari para penyerang. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.

Menteri Dalam Negeri India Amit Shah sedang menuju Srinagar, kota utama di Kashmir yang dikuasai India. Ia mengatakan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang sedang dalam kunjungan resmi ke Arab Saudi, telah mengetahui kejadian ini.

"Kami akan menindak tegas para pelaku dengan konsekuensi yang paling berat," tulis Shah di media sosial.

Mirwaiz Umar Farooq, seorang pemimpin perlawanan Kashmir, mengutuk apa yang ia gambarkan sebagai serangan pengecut terhadap wisatawan. Ia menulis di media sosial bahwa kekerasan seperti itu tidak dapat diterima dan bertentangan dengan etos Kashmir yang menyambut pengunjung dengan cinta dan kehangatan. 

Serangan itu bertepatan dengan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance ke India, yang merupakan kunjungan pribadi selama empat hari. 

"Selama beberapa hari terakhir, kami telah diliputi keindahan negara ini dan rakyatnya. Pikiran dan doa kami menyertai mereka saat mereka berduka atas serangan mengerikan ini," kata Vance di media sosial. 

Padang rumput di Pahalgam merupakan tujuan wisata populer, dikelilingi oleh pegunungan yang tertutup salju dan dihiasi dengan hutan pinus. Tempat ini dikunjungi oleh ratusan wisatawan setiap hari. 

Pasukan bersenjata nuklir India dan Pakistan masing-masing mengelola sebagian Kashmir, tetapi keduanya mengeklaim wilayah tersebut secara keseluruhan. 

Baca Juga: Donald Trump Dicoret dari Daftar Capres AS oleh MA Colorado, Dikaitkan Pemberontakan Konstitusi

Kashmir telah menjadi tempat terjadinya serangkaian pembunuhan yang ditargetkan terhadap umat Hindu, termasuk pekerja imigran dari negara bagian India, setelah New Delhi mengakhiri semi-otonomi wilayah tersebut pada tahun 2019 dan secara drastis mengekang perbedaan pendapat, kebebasan sipil, dan kebebasan media. Ketegangan memanas karena India telah mengintensifkan operasi kontrapemberontakannya.

Milisi di wilayah Kashmir yang dikuasai India telah memerangi pemerintahan New Delhi sejak 1989. Banyak warga muslim Kashmir mendukung tujuan pemberontak untuk menyatukan wilayah tersebut, baik di bawah kekuasaan Pakistan maupun sebagai negara merdeka.

India bersikeras bahwa milisi Kashmir adalah terorisme yang disponsori Pakistan. Namun Pakistan membantah tuduhan tersebut, dan banyak warga Kashmir menganggapnya sebagai perjuangan kebebasan yang sah. Puluhan ribu warga sipil, pemberontak, dan pasukan pemerintah telah tewas dalam konflik tersebut.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x