KYIV, KOMPAS.TV - Gencatan senjata Paskah yang diserukan Presiden Rusia Vladimir Putin terbukti rapuh. Rusia dan Ukraina saling tuduh melakukan serangan selama masa gencatan senjata.
Putin secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata Paskah pada Sabtu (19/4/2025).
Ia memerintahkan seluruh pasukannya untuk menghentikan semua aktivitas militer dari Sabtu, pukul 18.00 waktu Moskow hingga Senin (21/4/2025) tengah malam.
Pengumuman itu segera ditanggapi dengan skeptis oleh Ukraina, meski Kyiv menyetujui gencatan senjata.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan militer Ukraina telah mencatat adanya peningkatan penembakan yang dilakukan Rusia, serta penggunaan drone Kamikaze pada Minggu (20/4/2025) sejak pukul 10 pagi waktu setempat.
“Pada prakteknya, entah Putin tak memiliki kontrol penuh terhadap tentaranya, atau situasi menunjukkan di Rusia, mereka tak memiliki keinginan untuk membuat gerakan jujur untuk mengakhiri perang, dan hanya tertarik pada liputan PR (public relations/hubungan masyarakat) yang menguntungkan,” tuturnya, dikutip dari CNN.
Baca Juga: Zelenskyy Tak Percaya Putin Umumkan Gencatan Senjata Paskah, Sebut Rusia Masih Serang Ukraina
Zelenskyy mengatakan berdasarkan laporan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Oleksandr Syrskyi, terjadi 378 penembakan dan 19 serangan oleh tentara Rusia sejak gencatan senjata Paskah diaktifkan.
Sementara Rusia menuduh Ukraina telah melanggar penangguhan pertempuran ratusan kali sejak Sabtu malam.
Kementerian Pertahanan Rusia mengayakan pasukannya telah memperhatikan secara ketat gencatan senjata sejak Sabtu pukul 18.00 malam.
Mereka menuduh Ukraina telah melakukan penembakan ke posisi Rusia 444 kali saat malam, serta melakukan lebih dari 900 kali serangan drone dan 48 kali serangan dengan pesawat nirawak (UAV).
“Akibatnya, ada kematian dan cedera di antara warga sipil dan kerusakan ke fasilitas sipil,” klaim Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca Juga: Paskah! 30 Jam Rusia Lakukan Gencatan Senjata di Ukraina, Putin: Untuk Alasan Kemanusiaan
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.