SANAA, KOMPAS.TV - Kelompok perlawanan Yaman, Houthi menunjukkan mereka tak takut kepada Amerika Serikat (AS).
Houthi berjanji lanjutkan serangan ke AS dan Israel di kawasan Timur Tengah.
Mereka menegaskan tak akan berhenti meski AS telah melakukan serangan udara dengan membombardir Yaman dan menewaskan 74 orang, Kamis (17/4/2025).
Baca Juga: Pembelaan Rusia atas Ancaman Trump Mundur dari Perundingan Damai dengan Ukraina: Negosiasinya Sulit
Houthi mengungkapkan janjinya lanjutkan operasi militer terhadap Israel dan AS, Jumat (18/4/2025).
Mereka menegaskan melakukannya sebagai solidaritas terhadap warga Palestina, yang terus ditekan Israel.
“Yaman tak akan mundur dari melanjutkan dukungannya terhadap operasi untuk warga Palestina, hingga agresi Israel di Gaza berhenti dan pengepungan dicabut,” ujarnya dikutip dari CNN Internasional.
Kelompok perlawanan itu mengatakan agresi AS terhadap Yaman, hanya akan menjurus pada target, pertempuran dan konfrontasi lebih lanjut.
Sebelumnya, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengungkapkan telah melakukan serangan ke pelabuhan bahan bakar Ras Isa di Provinsi Hodeidah.
Mereka mengatakan serangan itu ditujukan untuk memotong pendapatan bagi Houthi.
CENTCOM menambahkan bahwa pelabuhan itu telah digunakan sebagai sumber keuntungan gelap bagi kelompok itu.
“Tujuan dari serangan ini adalah untuk melemahkan sumber kekuatan ekonomi kaum Houthi, yang terus mengeksploitasi dan menimbulkan penderitaan besar bagi rekan senegaranya,” bunyi pernyataan CENTCOM.
“Serangan ini tak dimaksudkan merugikan rakyat Yaman,” ucapnya.
Baca Juga: Warga AS Bajak Pesawat di Belize dan Tikam Tiga Orang, Berakhir Ditembak Mati Penumpang
Namun, selain membunuh 74 orang, serangan AS itu juga melukai 171 orang lainnya.
Sejak pertengahan Maret, serangan udara AS telah mendera sejumlah target Houthi di Yaman, menerpa kilang minyak, bandara, dan lokasi rudal rudal.
Presiden AS Donald Trump, bahkan mengancam akan menggunakan kekuatan yang sangat besar, hingga AS mencapai tujuannya untuk menghentikan Houthi, menargetkan pengiriman di Laut Merah.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : CNN Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.