SANA'A, KOMPAS.TV - Korban tewas akibat serangan Amerika Serikat (AS) di pelabuhan minyak Ras Isa, Yaman, bertambah menjadi 74 orang, Jumat (18/4/2025).
Peristiwa ini pun menjadi serangan paling mematikan AS pada masa kepresidenan Donald Trump.
Kelompok Houthi melaporkan, selain membunuh 74 orang, serangan ini juga menimbulkan 171 korban luka.
Houthi menyatakan pengeboman AS menimbulkan kebakaran besar yang turut menewaskan pekerja pelabuhan dan tenaga medis.
Kantor berita yang terafiliasi dengan Houthi, Al-Masirah, melaporkan serangan ini menimbulkan ledakan dan kebakaran besar.
Al-Masirah menyiarkan rekaman usai serangan yang menunjukkan jenazah bertebaran di Ras Isa.
Baca Juga: AS Kirim Serangan Mematikan ke Pelabuhan Yaman, 38 Tewas Termasuk Warga Sipil
Houthi menegaskan pelabuhan minyak Ras Isa merupakan infrastruktur sipil dan mengutuk serangan AS. Kelompok ini menyebut pengeboman AS adalah serangan langsung terhadap rakyat Yaman.
"Agresi yang tidak bisa dibenarkan ini menunjukkan pelanggaran berat terhadap kedaulatan dan kemerdekaan Yaman, sebuah serangan langsung terhadap rakyat Yaman," demikian pernyataan Houthi.
"(Serangan) ini menargetkan fasilitas sipil vital yang telah melayani rakyat Yaman selama berdekade-dekade."
Pelabuhan Ras Isa dilengkapi pipa minyak dan menjadi pelabuhan penting bagi ekonomi Yaman. Sekitar 80 persen bantuan kemanusiaan yang masuk Yaman pun dilaporkan dikirim melalui Ras Isa dan dua pelabuhan lain, yakni Al-Hudaydah dan As-Salif.
Sementara Komando Pusat (CENTCOM) AS mengonfirmasi pasukan AS meluncurkan serangan ke pelabuhan Ras Isa. CENTCOM menyebut serangan ini ditujukan untuk "menghancurkan sumber bahan bakar" Houthi.
Akan tetapi, saat ditanya tentang jatuhnya korban sipil, CENTCOM enggan menjawab.
"Serangan ini tidak ditujukan untuk melukai rakyat Yaman yang menginginkan penindasan Houthi diakhiri dan hidup dengan damai," demikian pernyataan CENTCOM, dikutip Associated Press.
Baca Juga: Serangan Udara AS terhadap Kelompok Houthi di Yaman pada Akhir Pekan Tewaskan Sedikitnya 6 Orang
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.