Kompas TV internasional kompas dunia

Mahkamah Agung Rusia Cabut Status Teroris Taliban, Dinilai sebagai Kemenangan Diplomatik Afghanistan

Kompas.tv - 18 April 2025, 05:40 WIB
mahkamah-agung-rusia-cabut-status-teroris-taliban-dinilai-sebagai-kemenangan-diplomatik-afghanistan
Hakim Mahkamah Agung Rusia, Oleg Nefyodov, membacakan putusan pencabutan larangan Taliban, yang sempat ditetapkan sebagai organisasi teroris lebih dari 20 tahun lalu, di Moskow, Rusia, Kamis (17/4/2025). (Sumber: AP Photo/Dmitry Serebryakov)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

 

MOSKOW, KOMPAS.TV - Mahkamah Agung Rusia menetapkan pencabutan status organisasi teroris untuk Taliban, Kamis (17/4/2025). Putusan ini pun dinilai sebagai kemenangan diplomatik Taliban yang kini memimpin Afghanistan.

Rusia menetapkan Taliban sebagai organisasi pada 2003 silam. Penetapan sebagai kelompok teroris ini membuat setiap hubungan dengan organisasi Afghanistan itu dapat dikenai pidana di Rusia.

Mahkamah Agung mencabut status teroris Taliban usai diminta Kejaksaan Agung Rusia. Permintaan ini menyusul undang-undang yang disahkan Rusia pada 2024 lalu yang mengatur penetapan organisasi teroris dapat dibatalkan oleh Mahkamah Agung.

Pencabutan status teroris ini beriringan dengan semakin disambutnya Taliban di Rusia. Delegasi Taliban dilaporkan telah menghadiri forum yang digelar pemerintah Rusia belakangan ini.

Sebelumnya, pejabat-pejabat Rusia mengungkapkan perlunya hubungan dengan Taliban untuk membantu stabilitas di Afghanistan.

Baca Juga: Ulah Trump Membuat Pilot Afghanistan yang Bantu AS Lawan Taliban dalam Bahaya

Pakar Asia Selatan asal Amerika Serikat (AS), Michael Kugelman, menilai putusan Mahkamah Agung Rusia tersebut menjadi kebijakan "sama-sama menang" bagi Moskow dan Taliban.

Bagi Rusia, hubungan dengan Taliban dinilai penting untuk melindungi kepentingan Moskow di Afghanistan, khususnya terkait organisasi ekstremis seperti ISIS-Khurasan.

"Sementara bagi Taliban, putusan pengadilan ini menghasilkan peningkatan legitimasi yang bisa menjadi daya tawar untuk penerimaan internasional atas pemerintahan mereka," kata Kugelman, dikutip Associated Press.

Taliban kembali menguasai Afghanistan usai mendongkel pemerintahan Ashraf Ghani pada 2021 silam. Taliban memanfaatkan penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) untuk menguasai negara itu.

Hingga kini, Taliban masih terisolasi dari komunitas internasional. Mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum menjalin hubungan diplomatik dengan Taliban dan menyoroti diskriminasi terhadap perempuan di Afghanistan.

Kendati demikian, sejumlah negara mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Taliban di antaranya China dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Taliban Tak Terima Dianggap Diskriminasi Perempuan Afghanistan: Tuduhan Ini Absurd


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x