KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Presiden China Xi Jinping menjanjikan akses yang lebih luas bagi produk-produk Malaysia dan Vietnam seiring memanasnya perang dagang antara Beijing dan Washington.
Hal ini disampaikan Xi saat berkunjung ke Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (16/4/2025).
Saat bertemu Raja Malaysia Sultan Ibrahim Iskandar di Kuala Lumpur, Xi menyebut China membutuhkan produk-produk agrikultur berkualitas dari Malaysia.
Dia pun berjanji akan mendorong perusahaan-perusahaan China berinvestasi di negara jiran Indonesia tersebut.
"China menyambut produk-produk pertanian berkualitas tinggi dari Malaysia untuk masuk ke pasar China dan mendorong perusahaan-perusahaan China berinvestasi dan membuka bisnis di Malaysia," kata Xi, Rabu, dikutip kantor berita Xinhua.
Baca Juga: Momen Presiden China Xi Jinping Tiba di Malaysia, Disambut PM Anwar Ibrahim
China merupakan mitra dagang terbesar Malaysia dan menjadi sumber investasi asing tertinggi. Malaysia pun menjadi lokasi sejumlah proyek Satu Sabuk, Satu Jalan Beijing, termasuk proyek kereta senilai 11,2 miliar dolar AS.
Kunjungan Xi Jinping ke Asia Tenggara pekan ini dinilai sebagai upaya China mempromosikan kerja sama ekonomi di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Kunjungan ke Asia Tenggara juga dinilai sebagai kesempatan China memitigasi dampak tarif sebesar 145 persen yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Xi memulai kunjungan luar negerinya di Vietnam pada Senin (14/4/2025). Presiden China kemudian berkunjung ke Malaysia sebelum mengakhiri safari kunjungan di Kamboja.
Di Vietnam, Xi bertemu Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam dan Presiden Luong Cuong. Xi meneken sejumlah kerja sama perdagangan dengan Hanoi, termasuk dalam pengelolaan rantai pasok dan proyek kereta api.
Selain itu, Xi dilaporkan menjanjikan akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk pertanian Vietnam.
Pada Rabu, Kementerian Perdagangan China mengonfirmasi bahwa Beijing dan Hanoi menandatangani nota kesepahaman untuk "membangun rantai pasok dan rantai industri yang stabil, lancar, dan fleksibel serta memperdalam kerja sama investasi dan perdagangan."
Baca Juga: Uni Eropa Ancang-Ancang Perang Dagang dengan AS, tapi Ingin Berunding Lebih Dulu
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Xinhua
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.