Kompas TV internasional kompas dunia

Australia Pastikan Indonesia Tak Beri Izin Pesawat Militer Rusia Beroperasi di Papua

Kompas.tv - 16 April 2025, 15:01 WIB
australia-pastikan-indonesia-tak-beri-izin-pesawat-militer-rusia-beroperasi-di-papua
FILE - Jet tempur MiG-31K Angkatan Udara Rusia membawa rudal balistik hipersonik berpresisi tinggi Kh-47M2 Kinzhal selama parade militer Hari Kemenangan untuk merayakan 73 tahun berakhirnya Perang Dunia II dan kekalahan Nazi Jerman, di Moskow, pada 9 Mei 2018. (Sumber: AP Photo/Pavel Golovkin, File)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV — Menteri Pertahanan Australia Richard Marles memastikan bahwa Indonesia tidak memberikan izin bagi pesawat militer Rusia untuk beroperasi dari wilayah Papua.

Kepastian ini disampaikan usai Marles melakukan pembicaraan langsung dengan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin yang membantah laporan terkait rencana Rusia menempatkan pesawat tempurnya di Pangkalan Udara Manuhua, Biak Numfor.

Pernyataan Marles disampaikan di tengah memanasnya perdebatan politik dalam negeri Australia, menyusul klaim dari pemimpin oposisi Peter Dutton bahwa Rusia telah mengajukan permintaan untuk menempatkan pesawat jarak jauhnya di Papua—hanya sekitar 1.300 kilometer dari Darwin, Australia.

Baca Juga: Presiden Prabowo Bertemu Wakil PM Rusia Denis Manturov, Bahas Agenda Strategis

"Menhan Indonesia menyatakan dengan sangat jelas kepada saya bahwa laporan mengenai kemungkinan pesawat militer Rusia beroperasi dari Indonesia adalah sepenuhnya tidak benar dan Indonesia sama sekali tidak berniat melakukan hal tersebut," kata Marles seperti dikutip dari Anadolu, Rabu (16/4/2025).

Marles juga membantah pernyataan Dutton yang menyebut Presiden RI Prabowo Subianto telah mengumumkan secara terbuka permintaan Rusia tersebut. 

Ia menilai pernyataan itu tidak hanya keliru, tetapi juga membahayakan hubungan diplomatik antara kedua negara.

"Saya tidak bisa menekankan betapa berbahayanya ketika seorang calon perdana menteri mencoba menaruh kata-kata di mulut Presiden Indonesia—yang ternyata sepenuhnya salah," ujar Marles.

Isu ini muncul menjelang pemilihan umum parlemen Australia yang dijadwalkan berlangsung pada 3 Mei. 

Baca Juga: Momen Prabowo Sambut Utusan Putin di Istana Merdeka, Wakil Perdana Menteri Federasi Rusia Manturov

Pihak oposisi menjadikan isu pertahanan sebagai salah satu sorotan kampanye, termasuk dengan mengangkat laporan dari media pertahanan Janes mengenai dugaan permintaan Rusia tersebut.

Sementara itu, sehari sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia Denis Manturov bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Jakarta. 

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas perkembangan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia.

"Kami membahas perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Eurasia dan berharap dapat diselesaikan saat Presiden mengunjungi St. Petersburg," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Prabowo direncanakan menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) pada 18–21 Juni 2025, setelah menerima undangan dari pihak Rusia. 

Baca Juga: Anthony Albanese Respons Kebijakan Tarif dari Trump untuk Australia: Tidak Memiliki Dasar Logika!


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Anadolu

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x