PYONGYANG, KOMPAS.TV — Korea Utara memperingati hari lahir ke-113 pendiri negara Kim Il-sung pada Selasa (15/4/2025), dengan menekankan loyalitas penuh kepada pemimpin saat ini, Kim Jong-un. Meskipun acara peringatan tersebut mengenang jasa Kim Il-sung, fokus utama pernyataan resmi pemerintah tertuju pada penguatan kekuasaan dan setia kepada Kim Jong-un.
Melalui editorial harian Rodong Sinmun, surat kabar resmi Partai Buruh, pemerintah menyatakan bahwa ideologi Juche (kemandirian) yang digagas oleh Kim Il-sung kini terus dikembangkan dan diperkaya oleh Kim Jong-un.
Editorial itu menyerukan agar rakyat bersatu di bawah kepemimpinan tunggal pemimpin tertinggi saat ini.
Baca Juga: Adik Kim Jong-Un Jawab Upaya Denuklirisasi Korea Utara Usul Donald Trump: Mimpi di Siang Bolong
“Ideologi Juche yang didirikan oleh pemimpin agung (Kim Il-sung) kini dikembangkan melalui kegiatan ideologis luar biasa dari kamerad terhormat Kim Jong-un,” tulis editorial tersebut dikutip dari Yonhap.
Pemerintah juga memuji visi Kim Jong-un, terutama dalam pengembangan industri pertahanan, sebagai doktrin ilmiah yang mengarahkan kemajuan sosialisme Korea Utara.
"Dengan lebih menyeluruh mengonsolidasikan sistem kepemimpinan tunggal dari kamerad yang dihormati, semangat kuat untuk melanjutkan revolusi... harus dijalankan sepenuhnya sesuai dengan kehendak ideologisnya," demikian editorial tersebut.
Untuk memperingati hari lahir Kim Il-sung, berbagai kegiatan budaya digelar di seluruh negeri.
Salah satu acara utama berlangsung di Istana Pemuda Pyongyang pada Senin (14/4/2025), berupa pertunjukan seni yang diselenggarakan oleh pemerintah, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi KCNA.
Namun, seiring waktu, Korea Utara mulai mengurangi penggunaan istilah "Hari Matahari" — sebutan yang sebelumnya dipakai secara khusus untuk memperingati ulang tahun Kim Il-sung.
Pemerintah kini lebih sering menyebutnya secara netral sebagai "15 April" atau "hari libur nasional April".
Seorang pejabat dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan menilai bahwa perubahan ini mencerminkan strategi propaganda baru Korea Utara yang berfokus pada penguatan citra Kim Jong-un.
“Utara tampaknya secara bertahap mengaburkan warisan simbolik para pendahulunya, sambil mempertahankan kampanye pengultusan terhadap Kim Jong-un,” kata pejabat tersebut.
Perubahan pendekatan ini dinilai sebagai bagian dari upaya sistematis pemerintah untuk menegaskan Kim Jong-un sebagai pusat mutlak kekuasaan dan kesetiaan di Korea Utara.
Baca Juga: Potret Senyum Kim Jong Un Saksikan Latihan Pasukan Khusus Korea Utara
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Yonhap
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.