Kompas TV internasional kompas dunia

Enam Petisi Desakan Tentara Israel: Akhiri Perang Gaza dan Capai Pertukaran Tahanan

Kompas.tv - 12 April 2025, 19:29 WIB
enam-petisi-desakan-tentara-israel-akhiri-perang-gaza-dan-capai-pertukaran-tahanan
Tentara Israel berkumpul di dekat sebuat kendaraan lapis baja di dekat apa yang disebut Garis Alfa yang memisahkan Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang dicaplok Israel, dan Suriah, di kota kecil Majdal Shams, Senin (9/12/2024). (Sumber: AP Photo/Matias Delacroix)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Desy Afrianti

TEL AVIV, KOMPAS.TV — Gelombang desakan untuk menghentikan perang di Jalur Gaza terus menguat di tubuh militer Israel. Hingga Jumat (11/4/2025), tercatat sudah enam petisi ditandatangani oleh ratusan tentara dari berbagai satuan, termasuk unit elite dan intelijen.

Mereka menyerukan kepada pemerintah agar segera mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas dan mengakhiri operasi militer yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa di Gaza.

Media penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan bahwa petisi terbaru ditandatangani oleh ratusan tentara dari berbagai divisi dan spesialisasi.

Baca Juga: Israel Kembali Luncurkan Serangan ke Gaza Palestina: 1.500 Warga Tewas, 3.000 Luka

Anggota militer itu berasal dari unit intelijen 8200, pasukan khusus seperti Sayeret Matkal, Shayetet, dan Shaldag. Sekitar 20 hingga 30 persen di antaranya merupakan tentara cadangan aktif.

Desakan ini bukan yang pertama. Sejak Kamis (10/4/2025), total enam petisi telah muncul, menandakan keresahan yang meluas tidak hanya di kalangan militer, tetapi juga masyarakat sipil.

Dikutip dari Anadolu, petisi pertama ditandatangani oleh sekitar 1.000 personel Angkatan Udara dan kemudian didukung oleh 1.000 akademisi. Petisi kedua berasal dari ratusan personel korps lapis baja dan Angkatan Laut.

Petisi ketiga ditandatangani oleh puluhan dokter militer cadangan, sementara petisi keempat kembali datang dari ratusan anggota unit intelijen 8200.

Petisi kelima diinisiasi oleh hampir 100 dokter militer, dan petisi keenam ditandatangani oleh ratusan tentara dari berbagai satuan, termasuk pasukan elite.

Merespons hal ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan memecat tentara aktif yang terlibat dalam penandatanganan petisi. 

Baca Juga: Jihad Militer Lawan Israel Diserukan Ulama Pakistan, Sebut Kewajiban Bagi Pemerintah Muslim

Dalam beberapa pernyataan publik, Netanyahu menegaskan bahwa tindakan tersebut melanggar kedisiplinan militer dan melemahkan posisi Israel dalam konflik yang sedang berlangsung.

Sementara itu, tentara Israel kembali melanjutkan serangan besar-besaran ke Gaza sejak 18 Maret lalu. 

Serangan tersebut mematahkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sempat tercapai pada 19 Januari.

Sejak serangan balasan Israel atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, hampir 51.000 warga Palestina tewas di Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. 

Serangan selama berbulan-bulan telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza, menjadikannya nyaris tidak layak huni.

Situasi ini menarik perhatian dunia internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militer di Gaza. 

Baca Juga: Krisis Kemanusiaan Memburuk di Gaza, Israel Terus Lancarkan Serangan dan Blokade Bantuan

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Anadolu

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x