PYONGYANG, KOMPAS.TV - Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong, menjawab upaya denuklirisasi Korea Utara oleh Amerika Serikat (AS) sebagai kemustahilan.
Saudari pemimpin Korea Utara itu memperingatkan Presiden AS Donald Trump bahwa Pyongyang tak memiliki niat menyerahkan program nuklirnya.
Kim Yo-jong merespons pembicaraan yang dilakukan diplomat AS, Korea Selatan, dan Jepang.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Makin Kuat di Rusia, Kim Jong-un Kirim 3.000 Pasukan Lagi Tahun Ini
Pembicaraan itu berkomitmen untuk mendorong denuklirisasi sepenuhnya dari Korea Utara.
Sejak 2006, Korea Utara telah melakukan enam uji coba rudal nuklir, dan empat di antaranya di bawah Kim Jong-un, meski negara itu disapu sanksi PBB.
Kim Jong-un menjustifikasi peningkatan senjata nuklir Korea Utara dan program rudalnya untuk merespons kerja sama militer AS, Korea Selatan, dan Jepang yang kini mulai berkembang.
Pejabat AS sendiri meyakini rudal balistik antarbenua Korea Utara yang paling canggih, mampu mencapai wilayah Amerika Serikat.
Salah satunya, merupakan rudal yang mampu dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.
Kim Yo-jong, yang merupakan salah satu pejabat tinggi kebijakan luar negeri Korut, mengatakan pembicaraan trilateral yang dipimpin AS itu merupakan tanda-tanda kegelisahan sekutu atas meningkatnya kemampuan Pyongyang.
“Mereka seharusnya tahu bahwa bagi kami denuklirisasi itu tak lain adalah mimpi di siang bolong yang tak akan jadi kenyataan,” kata Kim Yo-jong dalam pernyataan yang disampaikan Kantor Berita Korut KCNA, dikutip dari Newsweek, Rabu (9/4/2025).
Kim Yo-jong, menegaskan bahwa status nulir Korea Utara tak akan bisa dibalikkan oleh kekuatan fisik atau tipu daya licik apa pun.
Ia juga menambahkan bahwa diskusi denuklirisasi yang tidak didorong Korea Utara adalah tindakan yang paling bermusuhan, dan penyangkalan terhadap kedaulatan negaranya.
“Jika AS dan pasukan bawahannya terus bersikeras pada denuklirisasi yang tak sesuai dengan zamannya sambil berbicara tentang ancaman dari seseorang, itu hanya akan memberikan keadilan dan pembenaran tanpa batas bagi kemajuan DPRK yang bercita-cita membangun kekuatan nuklir untuk membela diri,” ujarnya.
Baca Juga: Mahkamah Agung AS Paksa Pemerintahan Trump Kembalikan Pria yang Salah Dideportasi ke El Salvador
DPRK sendiri merupakan inisial dari nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea.
Kim Yo-jong menambahkan bahwa satu-satunya cara menyelesaikan masalah keamanan AS, Korea Selatan, dan Jepang adalah sepenuhnya menahan diri dari upaya sepihak mereka, mengubah status quo dan mengguncang posisi Korea Utara saat ini.
Juga dengan tulus menemukan metode untuk menghindari konflik langsung.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.