ISTANBUL, KOMPAS.TV — Turki membebaskan lebih dari 120 orang yang ditahan karena protes antipemerintah massal bulan lalu, pada Kamis (10/4/2025).
Mereka yang ditahan sebagian besar merupakan mahasiswa. Mereka ditangkap di rumah mereka pada tanggal 24 Maret setelah ikut serta dalam demonstrasi yang dipicu oleh pemenjaraan wali kota oposisi kota tersebut, Ekrem Imamoglu.
Imamoglu, yang ditangkap pada tanggal 19 Maret atas tuduhan korupsi dan terorisme, dipandang sebagai penantang utama pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan selama 22 tahun.
Baca Juga: Demonstrasi Besar di Turki Berlanjut Sejak Rival Erdogan Ditangkap, 1.133 Orang Ditahan
Penahanannya dipandang bermotif politik dan memicu protes nasional. Di sisi lain, pemerintah menegaskan peradilan Turki bersifat independen dan bebas dari pengaruh politik.
Seperti dikutip dari The Associated Press, lebih dari 2.000 orang ditahan karena ikut serta dalam demonstrasi massa terbesar di negara itu dalam lebih dari satu dekade. Dari jumlah tersebut, sekitar 300 orang dipenjara sambil menunggu persidangan.
Mereka yang dibebaskan pada hari Kamis didakwa berpartisipasi dalam protes yang dilarang. Satu pengadilan membebaskan 102 tersangka, setelah mempertimbangkan beberapa alasan. Alasan yang meringankan mereka adalah waktu yang telah mereka habiskan di penjara, risiko rendah untuk melarikan diri, dan syarat tidak akan bepergian ke luar negeri. Sementara itu, Pengadilan lain membebaskan 25 orang lagi dengan syarat mereka akan melapor ke polisi secara teratur.
Baca Juga: Usai Penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, Protes Warga Pecah di Turki
Pembebasan tersebut menyusul kampanye oleh para orang tua agar anak-anak mereka dibebaskan. Banyak orang tua yang mengadakan acara peringatan harian di luar penjara di Silivri, wilayah di sebelah barat Istanbul.
Di antara mereka yang dibebaskan adalah demonstran terkemuka Berkay Gezgin, seorang mahasiswa berusia 22 tahun yang bertemu Imamoglu di jalur kampanye pada tahun 2019 dan menciptakan slogan "Semuanya akan baik-baik saja," yang kemudian digunakan oleh wali kota Istanbul dalam kampanyenya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.