WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memecat tiga pegawai USADI yang dikirim membantu korban gempa bumi Myanmar.
Ketiga pegawai USAID itu dikirim ke Myanmar untuk menilai bagaimana AS bisa membantu upaya perbaikan atas gempa bumi besar pada akhir bulan lalu.
Gempa bumi di Myanmar terjadi pada Jumat (28/3/2025), dengan kekuatan magnitude 7,7 dan telah menewaskan lebih dari 3.300 orang, melukai 4.850 orang lainnya dan sebanyak 220 orang masih hilang.
Baca Juga: Klaim Israel atas Terbunuhnya 15 Petugas Medis Palestina Beda dengan Bukti Baru, Zionis Berbohong?
Gempa bumi itu mengenai kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay, dan menjadi gempa kedua mematikan dalam sejarah negara Asia Tenggara tersebut.
Dikutip dari The Daily Beast, Sabtu (5/4/2025), pekerja USAID yang dipecat baru tiba di Myanmar sehari sebelumnya.
Mereka menerima pemberitahuan pemecatan tersebut lewat e-mail.
Langkah ini muncul beberapa pekan setelah pemerintahan Trump berniat mengubah USAID sesuai gambaran yang diinginkannya.
Hal itu termasuk memotong ribuan pekerjaan, membatasi sejumlah bantuan yang diberikan, dan memberikan Departemen Luar Negeri kontrol terhadap pengelolaan bantuan luar negeri.
Para kolega dari pekerja USAID itu, yang berbicara kepada The New York Times dengan kondisi anonimitas, mengaku marah dengan cara mereka diperlakukan.
Sementara itu, diplomat AS khawatir bahwa pemecatan ini menjadi tanda apa yang akan terjadi di Departemen Luar Negeri.
Pemecatan itu bertentangan dengan komitmen yang sebelumnya dibuat oleh Menlu AS Marco Rubio.
Ia menyatakan bahwa AS akan terus memberikan sejumlah bantuan kemanusiaan dan krisis meski Trump telah berupaya keras membubarkan USAID.
Karyawan USAID diperingatkan untuk mengantisipasi pemecatan di musim panas ini karena badan tersebut akan dimasukkan ke dalam Deplu.
Baca Juga: Reaksi China atas Anjloknya Saham AS karena Tarif Trump: Pasar Telah Berbicara
Tetapi pemecatan terhadap tiga pekerja itu saat mereka ada di lapangan dianggap sangat kejam.
AS sendir, bersama Australia, Jepang dan India mengumumkan akan memberikan bantuan sebesar USD20 juta atau setara Rp331 miliar.
Sebelumnya Kedutaan Besar AS di Myanmar mengumumkan bahwa pihaknya hanya akan memberikan bantuan senilai USD2 juta (Rp33,1 miliar).
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Daily Beast
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.