MANDALAY, KOMPAS.TV - Warga di Myanmar bergotong royong mencari korban gempa yang masih terjebak di bawah reruntuhan pada Minggu (30/3/2025) atau dua hari setelah gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Myanmar dan Thailand.
Bantuan evakuasi dari junta militer dilaporkan minim sehingga warga mengandalkan gotong royong untuk mencari kerabat yang hilang.
Junta Myanmar melaporkan, gempa telah memakan korban 1.644 tewas dan 3.408 terluka. Korban diperkirakan akan bertambah mengingat masih banyak warga yang diperkirakan tertimbun puing bangunan.
Di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, bau mayat memenuhi jalanan. Banyak bangunan runtuh di Mandalay, kota yang terletak dekat episentrum gempa.
Manajer Layanan Bantuan Katolik (CRS) di Myanmar, Cara Bragg, menyebut banyak area yang belum bisa dijangkau relawan. Rumah sakit-rumah sakit di Mandalay pun kewalahan dengan banyaknya korban.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Tak Terganggu Gempa Bumi, Tetap Lakukan Bombardir ke Kelompok Perlawanan
"Umumnya yang bekerja relawan lokal, sekadar masyarakat lokal yang berupaya menemukan orang terdekatnya," kata Bragg, dikutip Associated Press.
"Saya juga melihat laporan beberapa negara mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan ke Mandalay untuk membantu operasi, tetapi rumah sakit-rumah sakit sangat kesulitan mengatasi masuknya korban luka. Terdapat kekurangan obat dan orang-orang kesulitan mengakses pangan dan air bersih."
Operasi pencarian resmi oleh junta Myanmar dilaporkan memprioritaskan kantor pemerintah dan rumah dinas. Sehingga, area lain hanya mengandalkan warga setempat dan kelompok relawan.
Upaya pencarian dan pengiriman bantuan pun terhambat akses jalan yang terputus dan seretnya jaringan komunikasi. Pengiriman bantuan juga terkendala perang saudara yang masih berkecamuk.
Warga di Mandalay dilaporkan mencari di antara puing dengan peralatan seadanya, baik menggunakan sekop atau tangan kosong.
Warga Mandalay pun terpaksa tidur di luar rumah karena khawatir gempa susulan atau sudah tidak punya rumah.
Sejumlah negara dilaporkan mengirim bantuan dan tim SAR ke Myanmar. Pemerintah China dan India mengirimkan bantuan ke negara itu pada Sabtu (29/3/2025) dan Minggu (30/3/2025).
Sedangkan pemerintah RI melalui TNI berencana mengirim tim SAR, medis, hingga armada kapal rumah sakit.
Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 7,7 di Myanmar dan Dampaknya ke Thailand
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.