GAZA, KOMPAS.TV - Kejadian langka terjadi di Gaza, di mana ribuan warga Palestina berdemonstrasi menolak Hamas di Gaza.
Ribuan orang melakukan demonstrasi di antara reruntuhan kota yang hancur di Gaza utara, Rabu (26/3/2025). Banyak partisipan unjuk rasa yang meneriakkan slogan anti-Hamas.
Aksi demonstrasi yang memperlihatkan kemarahan terhadap kelompok perlawanan Palestina itu terbilang langka di Gaza.
Baca Juga: World Bank Ungkap Kinerja Buruk Indonesia dalam Penerimaan Pajak, Termasuk Peringkat Terendah Dunia
Demonstrasi yang sebagian berada di tengah Gaza utara itu ditujukan secara umum untuk menghentikan perang.
Para demonstran menuntut diakhirinya pertempuran mematikan selama 17 bulan dengan Israel, yang membuat kehidupan di Gaza tak tertahankan.
Namun, demonstrasi berkembang ke arah yang tak biasa dan publik telah mengkritik Hamas.
Dilansir dari Associated Press, di Kota Beit Lahiya, di mana protes serupa terjadi pada Selasa (25/3/2025), sekitar 3.000 orang berdemonstrasi dan meneriakkan “rakyat menginginkan jatuhnya Hamas”.
Di lingkungan Shijaiytah, yang terkena dampak parah di Gaza, puluhan orang meneriakkan “Keluar, keluar! Hamas keluar!”.
“Anak kami terbunuh. Rumah kami dihancurkan,” kata Abed Radwan.
Abed Radwan mengatakan ia bergabung dengan demonstrasi di Beit Lahiya untuk melawan perang, melawan Hamas, dan faksi politik Palestina, melawan Israel, dan melawan diamnya dunia.
Sementara itu, demonstran lainnya, Ammar Hassan, mengatakan demonstrasi dimulai sebagai protes anti-perang dengan hanya beberapa lusin orang pada Selasa (25/3/2025).
Namun, kini jumlah demonstran telah mencapai lebih dari 2.000 orang, dengan orang-orang meneriakkan kata-kata melawan Hamas.
“Ini adalah cara yang bisa membuat kami memberikan dampak,” kata Ammar Hassan.
Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Tak Henti, Korban Kembali Bertambah: 39 Tewas, 124 Luka
“Demonstrasi tak akan menghentikan pendudukan (Israel), namun bisa memberikan dampak kepada Hamas,” tambahnya.
Pejabat senior Hamas, Bassem Naim, lantas menulis di laman media sosial Facebook bahwa setiap orang memiliki hak untuk protes.
Namun, ia melanjutkan, seharusnya mereka menetapkan fokus ke Israel, sang agressor kriminal.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.