Kompas TV internasional kompas dunia

Ukraina dan Rusia Teken Perjanjian Gencatan Senjata Laut Hitam, Zelenskyy: Langkah Awal Perdamaian

Kompas.tv - 26 Maret 2025, 19:17 WIB
ukraina-dan-rusia-teken-perjanjian-gencatan-senjata-laut-hitam-zelenskyy-langkah-awal-perdamaian
Presiden Rusia Vladimir Putin saat pertemuan dengan Dewan Kepresiedenan untuk Seni dan Kebudayaan Rusia melalui konferensi video di Moskow, Rusia, Selasa (25/3/2025). (Sumber: Vyacheslav Prokofyev/Sputnik/Kremlin via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

KIEV, KOMPAS.TV - Ukraina dan Rusia menyepakati perjanjian gencatan senjata di Laut Hitam dan penghentian serangan ke infrastruktur energi. Perjanjian ini juga meliputi jaminan kebebasan navigasi di Laut Hitam.

Kesepakatan ini dicapai Amerika Serikat (AS) yang berunding secara tentatif dengan Ukraina dan Rusia. Moskow menuntut sejumlah sanksi ekonomi Barat dicabut sebagai ganti kesepakatan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengapresiasi kesepakatan tersebut sebagai langkah awal menuju perdamaian. Namun, perjanjian damai secara komprehensif dinilai masih jauh.

"Ini adalah langkah-langkah awal, bukan yang paling pertama, tetapi bisa mengawali bersama pemerintahan ini menuju akhir perang dan kemungkinan gencatan senjata permanen, juga langkah-langkah menuju perjanjian damai yang adil dan berkelanjutan," kata Zelenskyy dikutip Associated Press, Rabu (26/3/2025).

Baca Juga: Cara Pasukan Khusus Ukraina Tangkap Tentara Korea Utara yang Bantu Rusia, Bergerak Bagai Hantu

Utusan AS dilaporkan menemui perwakilan Ukraina dan Rusia secara terpisah di Riyadh, Arab Saudi untuk merundingkan kesepakatan tersebut.

Detail mengenai kesepakatan tersebut tidak dirilis ke publik. Gedung Putih sebatas menyatakan kesepakatan mencakup jaminan keamanan navigasi di Laut Hitam dan pencegahan penggunaan "kapal komersial untuk keperluan militer."

"Kami membuat banyak pencapaian. Itulah yang bisa saya sampikan," kata Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Selasa (25/3).

Gencatan senjata di Laut Hitam sebelumnya pernah disepakati pada 2022 melalui perundingan yang difasilitasi Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Akan tetapi, Rusia cabut dari kesepakatan Laut Hitam. Moskow menarik diri dengan alasan kesepakatan lain mengenai ekspor pangan dan pupuk Rusia tidak dilaksanakan.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut pihaknya siap mengaktifkan kembali perjanjian Laut Hitam. Namun, Lavrov menegaskan kepentingan Rusia harus dilindungi dalam pelaksanaan perjanjian tersebut.

Selain itu, Kremlin menyatakan kesepakatan Laut Hitam baru bisa dilaksanakan setelah sejumlah sanksi ekonomi terhadap Rusia dicabut. Kremlin juga menuntut RUsia dimasukkan kembali dalam sistem keuangan internasional SWIFT.

Baca Juga: Jelang Perundingan Gencatan Senjata, Serangan Pesawat Nirawak Rusia ke Kyiv Tewaskan 7 Orang


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x