GAZA, KOMPAS.TV - Hamas mengungkapkan akan membebaskan satu sandera Israel-Amerika dan juga jasad dari empat sandera yang tewas di tahanan.
Hamas pada Jumat (14/3/2024), mengungkapkan telah menerima proposal dari mediator untuk pembebasan tersebut.
Namun, Israel malah ragu akan tawaran itu, dan Kantor Perdana Menteri Israel menuduh Hamas mencoba memanipulasi negosiasi di Qatar untuk fase berikutnya gencatan senjata Israel-Hamas.
Baca Juga: Trump Berbicara dengan Putin untuk Gencatan Senjata dengan Ukraina, Sebut Produktif
Dikutip dari Associated Press, Hamas tak secara spesifik mengungkapkan di mana pembebasan prajurit Edan Alexander, dan empat jasad tersebut.
Mereka juga tak mengungkapkan apa yang Hamas harapkan sebagai balasan dari pembebasan tersebut.
Alexander berusia 19 tahun saat diculik dari pangkalannya di perbatasan antara Gaza dan selatan Israel, data serangan Hamas 7 Oktober 2023.
Masih belum diketahui mediator mana yang memberikan penawaran kepada Hamas.
Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) telah memimpin negosiasi, dan tak akan yang mengonfirmasikan memberikan penawaran.
Pejabat AS, termasuk utusan Steve Witkoff, mengatakan mereka telah memberikan proposal pada Rabu (12/3/2025), untuk memperpanjang gencatan senjata selama beberapa pekan mengingat semua pihak tengah menegosiasikan gencatan senjata permanen.
Namun pejabat itu mengatakan pada pernyataannya, Hamas telah mengklaim fleksibilitas di muka umum, tetapi secara pribadi mengajukan tuntutan yang sama sekali tak praktis.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menerima garis besar dari Witkoff dan menunjukkan fleksibilitas, tetapi Hamas menolak melakukannya.
Baca Juga: Hamas Bersedia Bebaskan Sandera Warga AS-Israel, Utusan Trump Upayakan Perpanjangan Gencatan Senjata
“Pada saat yang sama, Hamas terus menggunakan manipulasi dan perang psikologi, laporan tentang kesediaan Hamas membebaskan sandera Amerika dimaksudkan untuk menyabotase negosiasi,” bunyi surat pemerintah Israel kepada keluarga sandera.
Mereka juga menambahkan tim negosiasi Israel akan kembali dari Ibu Kota Qatar, Doha.
Netanyahu mengatakan bahwa ia berencana mengumpulkan tim menterinya pada Sabtu (15/3/2025) malam, untuk mendengar dari para negosiator dan memutuskan langkah selanjutnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.