JENEWA, KOMPAS.TV - Tim pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan bukti kekerasan seksual sistematis oleh pasukan Israel terhadap penduduk Palestina selama serangan ke Gaza yang berlangsung pada Oktober 2023 hingga Januari 2025.
Laporan oleh Komisi Penyelidikan di wilayah Palestina yang Diduduki dirilis pada Kamis (13/3/2025) dan mendetail kekerasan seksual yang dilakukan pasukan Israel selama perang.
"Laporan kami menemukan bahwa Israel semakin sering menggunakan kekerasan seksual, reproduktif, dan bentuk kekerasan berbasis gender lain terhadap orang Palestina sebagai bagian upaya merampas hak menentukan nasib sendiri mereka," kata anggota komisi, Chris Sidoti dikutip Associated Press.
Baca Juga: Larang Bantuan dan Listrik Masuk Gaza, Israel Dituduh Lakukan Kejahatan Perang
Komisi tersebut mendokumentasikan berbagai kasus kekerasan terhadap warga Palestina, baik wanita, pria, ataupun anak laki-laki dan perempuan. Kekerasan seksual dialami secara masif oleh penduduk Palestina yang ditahan Israel.
Komisi yang dinaungi Dewan HAM PBB ini juga menggarisbawahi kehancuran meluas di Gaza, penggunaan bom di area sipil, dan serangan ke fasilitas kesehatan berujung "kekerasan yang tidak proposional terhadap wanita dan anak-anak."
Chris Sidoti menyebut laporan komisinya juga "menyimpulkan bahwa Israel melakukan aksi genosidal melalui penghancuran sistematis fasilitas kesehatan seksual dan reproduksi (di Gaza)."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan tersebut dan menuduh Dewan HAM PBB "irelevan dan antisemitik." Namun, Netanyahu tidak menanggapi konten laporan PBB tentang kekerasan seksual Israel.
Temuan ini disebut dapat digunakan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang di Gaza.
ICC sendiri telah menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Benjamin Netanyahu dan eks Menhan Israel Yoav Gallant.
Baca Juga: Bantuan untuk Palestina Diblokade, Houthi Ancam Serang Kapal Israel di Perairan Timur Tengah
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.