Kompas TV internasional kompas dunia

Kapal Perang Rusia, China dan Iran Gelar Latihan, Unjuk Gigi ke Aliansi Barat yang Mulai Rapuh?

Kompas.tv - 10 Maret 2025, 20:42 WIB
kapal-perang-rusia-china-dan-iran-gelar-latihan-unjuk-gigi-ke-aliansi-barat-yang-mulai-rapuh
Ilustrasi kapal perang Rusia. (Sumber: Russian Defense Ministry Press Service photo Via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

TEHERAN, KOMPAS.TV - Kapal-kapal perang Rusia, China, dan Iran unjuk gigi dalam latihan gabungan tahunan yang mulai digelar di Teluk Oman, Senin (10/3/2025).

Latihan gabungan ketiga negara itu dinilai menjadi ajang pamer eratnya hubungan mereka di tengah terancam pecahnya aliansi Barat soal perang Rusia-Ukraina karena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dikutip dari CNN, latihan yang bernama Security Belts 2025, digelar di dekat pelabuhan Iran di Chabahar.

Ini menjadi latihan angkatan laut (AL) bersama Iran, China, dan Rusia yang kelima sejak 2019.

Para analis telah lama melihat latihan itu sebagai demonstrasi tumbuhnya kemitraan antara tiga kekuatan yang berupaya mengimbangi pengaruh AS dan menantang tatanan global yang dipimpin Barat.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik, Respons Latihan Militer Gabungan AS-Korea Selatan

Aliansi Barat diyakini semakin rapuh karena ulah Trump yang merangkul Rusia dengan mengorbankan Ukraina, dan mendorong sekutu Asia membayar lebih untuk mendapat perlindungan dari AS.

Padahal aliansi tersebut menjadi landasan keamanan bagi Barat.

Trump juga menyerang anggota-anggota NATO, dan mengungkapkan ketidakyakinannya aliansi keamanan Barat itu bakal membantu pertahanan AS jika diserang

Terkait latihan bersama Rusia-China-Iran, Trump mengaku tak khawatir.

“Kami lebih kuat dari mereka semua. Kami memiliki kekuatan lebih besar dari mereka semua,” ujar Trump, Minggu (9/3/2025).

Di Washington, kekhawatiran meningkat karena kerja sama strategis China, Rusia, Iran, dan Korea Utara.

Baca Juga: AS Sebut Ukraina Siap Penuhi Tuntutan Trump untuk Gencatan Senjata dengan Rusia

Sejumlah anggota parlemen AS menggambarkan kerja sama tersebut sebagai ”poros otoritarianisme”, “poros otokrat”, dan “poros diktator”.

Kekhawatirannya adalah negara-negara itu terdorong untuk bekerja sama karena menganggap AS sebagai musuh bersama.

AS memandang hal itu memperkuat ancaman yang ditimbulkan salah satu dari mereka terhadap Washington dan sekutunya, tidak hanya di satu kawasan tetapi mungkin di berbagai belahan dunia secara bersamaan.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : CNN

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x