MANILA, KOMPAS.TV - Sebuah pesawat tempur Angkatan Udara Filipina dengan dua pilot di dalamnya, hilang saat melakukan serangan malam hari untuk mendukung pasukan darat yang memerangi pemberontak di wilayah selatan negara itu pada Senin (3/3/2025).
Pada Selasa (4/3/2025), para pejabat Filipina mengatakan pencarian ekstensif sedang dilakukan untuk menemukan pesawat tersebut.
Pesawat FA-50 itu hilang dalam misi taktis bersama pesawat Angkatan Udara lainnya pada Senin sekitar tengah malam, sebelum mencapai area target. Pesawat lainnya dapat kembali dengan selamat ke pangkalan udara di Provinsi Cebu.
Seperti dikutip dari The Associated Press, seorang pejabat militer Filipina mengatakan insiden itu terjadi di sebuah provinsi di wilayah selatan Filipina, di mana misi antipemberontakan melawan gerilyawan komunis sedang berlangsung.
Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena tidak memiliki kewenangan untuk membahas situasi sensitif tersebut secara publik.
Baca Juga: Seluruh Penumpang Selamat dalam Kecelakaan Pesawat Delta Air Lines di Toronto
"Kami berharap dapat segera menemukan mereka dan pesawat itu dan meminta Anda untuk bergabung dengan kami dalam doa selama masa kritis ini," kata juru bicara Angkatan Udara Filipina, Kolonel Ma. Consuelo Castillo.
Hingga kini belum diketahui apakah pesawat-pesawat FA-50 lainnya akan dikandangkan setelah insiden tersebut.
Filipina memperoleh 12 jet tempur multiguna FA-50 sejak 2015 dari Korea Aerospace Industries Ltd. Korea Selatan seharga 331 juta dolar AS.
Program modernisasi militer saat itu merupakan kesepakatan terbesar di bawah program modernisasi militer yang telah berulang kali terhenti karena kurangnya dana.
Selain operasi antipemberontakan, jet tersebut telah digunakan dalam berbagai kegiatan, mulai dari upacara nasional besar hingga patroli di Laut China Selatan yang disengketakan.
Baca Juga: Detik-Detik Pesawat Jatuh dan Meledak di Persimpangan Jalan Philadelphia AS
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.