JALUR GAZA, KOMPAS.TV — Hamas menyatakan bahwa mereka siap untuk merundingkan gencatan senjata tahap berikutnya di Jalur Gaza, Kamis (27/2/2025). Setelah mereka menyerahkan sandera yang ditukar dengan lebih dari 600 tahanan Palestina yang ditahan Israel, menurut Hamas kini sudah saatnya untuk kembali duduk di meja perundingan.
Negosiasi gencatan senjata tahap kedua, diharapkan akan kembali membebaskan puluhan sandera Hamas dan tahanan Israel. Selain itu, gencatan senjata yang lebih langgeng juga diharapkan terjadi di tahap berikutnya.
Hamas mengatakan bahwa satu-satunya cara bagi Israel untuk mengamankan pembebasan sandera yang tersisa adalah melalui negosiasi dan mematuhi perjanjian. Hamas memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menarik diri dari gencatan senjata hanya akan membuat lebih banyak penderitaan bagi para tawanan dan keluarga mereka.
Sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera dari Israel mengatakan, tiga dari empat jenazah yang dikembalikan Hamas dalam pertukaran sandera terakhir, telah diidentifikasi. Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengatakan jenazah Ohad Yahalomi, Itzhak Elgarat dan Shlomo Mantzur telah dikembalikan ke Israel.
Baca Juga: Akhirnya, Ratusan Tawanan Palestina Bakal Dibebaskan Israel usai Hamas Kembalikan 4 Jasad Sandera
Mantzur, 85 tahun, tewas dalam serangan pada 7 Oktober 2023 dan sebelumnya jasadnya dibawa ke Gaza. Sedangkan dua orang lainnya diculik hidup-hidup dan hingga kini belum diketahui apa penyebab kematian mereka.
Hamas mengonfirmasi bahwa lebih dari 600 tahanan telah dibebaskan dalam semalam. Sebagian besar adalah tahanan yang dikembalikan ke Gaza, tempat mereka ditangkap setelah serangan 7 Oktober 2023.
Kepulangan para tahanan ini membawa kegembiraan bagi tahanan dan keluarga mereka. Beberapa tahanan yang dibebaskan berlutut sebagai tanda terima kasih setelah turun dari bus di kota Khan Younis di Gaza selatan. Di kota Beitunia, Tepi Barat, puluhan tahanan bahkan disambut meriah oleh kerumunan kerabat dan simpatisan mereka.
Baca Juga: Israel dan Hamas Kembali Sepakati Pertukaran Jenazah Sandera dengan Ratusan Tahanan Palestina
Beberapa tahanan yang dibebaskan, menjalani hukuman seumur hidup atas serangan mematikan terhadap warga Israel. Mereka mengenakan kemeja yang dikeluarkan oleh penjara Israel. Beberapa tahanan kemudian melemparkan kemeja itu ke tanah atau membakarnya.
Israel menunda pembebasan para tahanan pada hari Sabtu karena keberatan akan praktik yang dilakukan Hamas ketika tahanan dibebaskan. Hamas biasanya mengarak sandera di hadapan orang banyak dan kamera selama pembebasan mereka. Israel, bersama dengan Palang Merah dan pejabat PBB, menyebut upacara tersebut memalukan bagi para sandera.
Namun Hamas menyerahkan keempat jenazah kepada Palang Merah di Gaza semalam tanpa upacara publik. Sedangkan para tahanan asal Palestina yang dibebaskan Israel pada hari Kamis (27/2/2025) terdiri dari 445 pria, 21 remaja, dan satu wanita.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.