GAZA, KOMPAS.TV — Hamas mengecam Israel atas penundaan dan dugaan pelanggaran terhadap tahanan Palestina yang dijadwalkan dibebaskan dalam pertukaran tahanan, Sabtu (22/2/2025). Pernyataan ini disampaikan setelah Israel menunda pembebasan 620 tahanan Palestina ke Tepi Barat, Gaza, dan pengasingan di luar negeri.
Menurut seorang pejabat Hamas, Israel melakukan kekerasan terhadap para tahanan sebelum mereka dibebaskan. Pernyataan ini disampaikan melalui Kantor Media Tahanan Palestina.
Sementara itu, dikutip dari The National, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa keputusan mengenai pembebasan tahanan akan dibuat setelah pengarahan keamanan dilakukan.
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara di Perbatasan Suriah-Lebanon, Tuduh Hizbullah Selundupkan Senjata
Penundaan juga terjadi dalam publikasi daftar nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada Sabtu.
Nama-nama tersebut diumumkan lebih lambat dari biasanya, dan jumlah tahanan yang disebutkan mengalami perubahan sepanjang hari.
"Pendudukan mencoba memanipulasi beberapa nama tahanan yang dijadwalkan dibebaskan," ujar pejabat Hamas, Nahed Al Fakhouri.
Berdasarkan data terbaru, 445 tahanan yang ditangkap dari Jalur Gaza setelah 7 Oktober akan dibebaskan, bersama 41 lainnya ke Tepi Barat dan 97 yang akan dideportasi ke Mesir.
Diberitakan sebelumnya, Israel dilaporkan menunda pembebasan tahanan Palestina yang termasuk dalam kelompok ketujuh dalam kesepakatan pertukaran hingga setelah konsultasi keamanan yang dilakukan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu (22/2/2025) malam.
Baca Juga: Hamas Buka Suara usai Israel Klaim Jenazah Tawanan yang Diserahkan Bukan Shiri Bibas
Menurut otoritas penyiaran Israel KAN yang dikutip dari Anadolu, konsultasi keamanan tersebut akan membahas negosiasi untuk fase kedua dari kesepakatan gencatan senjata Gaza, kata penyiar tersebut.
Mengutip Layanan Penjara Israel, harian Israel Hayom melaporkan bahwa kepemimpinan politik belum mengeluarkan instruksi untuk pembebasan tahanan Palestina dalam kelompok saat ini.
Penundaan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat terkait masa depan gencatan senjata yang masih belum pasti.
Hamas menuntut gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel sebelum melanjutkan pembebasan sandera yang tersisa, sementara Israel tetap berkomitmen pada upaya menghancurkan kekuatan militer dan pemerintahan Hamas.
Baca Juga: Hamas Bebaskan Enam Sandera dan Israel Lepas 620 Tahanan Palestina, Gencatan Senjata Berlanjut?
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The National
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.