GAZA, KOMPAS.TV – Keluarga Bibas telah mengonfirmasi bahwa jasad Shiri Bibas telah dikembalikan oleh Hamas pada Jumat (21/2/2025), sehari setelah militer Israel menyatakan adanya kesalahan identifikasi dalam penyerahan jenazah sebelumnya.
Hamas menyerahkan jasad Bibas di tengah gencatan senjata yang rapuh, yang telah berlangsung selama sebulan.
Komunitasnya di Kibbutz Nir Oz juga mengonfirmasi identitas Bibas pada Sabtu (22/2/2025), hanya beberapa jam sebelum pertukaran tawanan ketujuh dalam perjanjian gencatan senjata.
Baca Juga: Misteri Jasad Sandera Shiri Bibas: Israel Sebut Anonim, Hamas Klaim Korban Pengeboman
“Setelah proses identifikasi di Institut Kedokteran Forensik, pagi ini kami menerima kabar yang paling kami takuti. Shiri telah dibunuh dalam tahanan dan kini telah kembali ke rumah untuk beristirahat bersama anak-anaknya, suami, saudara perempuan, dan seluruh keluarganya,” kata keluarga Bibas dalam pernyataan resminya dikutip dari Al Jazeera.
Hamas sebelumnya telah sepakat untuk menyerahkan jasad Shiri Bibas bersama kedua anaknya, Kfir dan Ariel, serta satu tawanan lainnya.
Kelompok tersebut mengeklaim bahwa ibu dan anak-anaknya tewas dalam serangan udara Israel pada November 2023.
Namun, setelah Israel menerima empat jasad, pihaknya menemukan bahwa salah satu dari mereka bukanlah Shiri Bibas, yang memicu kecaman dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Netanyahu bersumpah untuk “memastikan Hamas membayar harga penuh” atas apa yang disebutnya sebagai “pelanggaran” terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Baca Juga: Hamas Buka Suara usai Israel Klaim Jenazah Tawanan yang Diserahkan Bukan Shiri Bibas
Hamas kemudian mengakui kemungkinan terjadinya kesalahan dalam identifikasi jenazah, yang mereka sebut sebagai dampak dari pengeboman Israel yang mengakibatkan bercampurnya jasad tawanan Israel dengan warga Palestina yang tewas.
“Kami menegaskan bahwa tidak ada dalam nilai-nilai kami atau kepentingan kami untuk menyimpan jenazah atau melanggar kesepakatan yang telah kami tandatangani,” kata Basem Naim, anggota biro politik Hamas.
Sementara itu, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza yang dikelola Hamas, Ismail al-Thawabta, menegaskan bahwa Netanyahu “memikul tanggung jawab penuh atas kematian Shiri dan anak-anaknya.”
Insiden ini semakin memperlihatkan rapuhnya perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.
Pada Sabtu (22/2/2025), enam tawanan Israel yang masih hidup dijadwalkan untuk dibebaskan dengan imbalan 602 warga Palestina yang dipenjara di Israel, sebagian besar tanpa dakwaan atau pengadilan.
Negosiasi untuk tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata diperkirakan akan segera dimulai dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga: AS Ancam Hamas: jika Tak Segera Kembalikan Jasad Shiri Bibas Bakal Alami Pemusnahan Total
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.