GAZA, KOMPAS.TV - Hamas menanggapi klaim Israel yang menyebut jenazah tawanan yang diserahkan kelompok tersebut pada Kamis (20/2/2025), bukanlah Shiri Bibas, seperti yang dijanjikan dalam kesepakatan pertukaran tawanan.
Dalam pernyataan yang dipublikasikan melalui Telegram, Hamas menyatakan tidak tertarik untuk menahan jenazah tawanan Israel.
Lebih lanjut, Hamas mengakui telah mengetahui klaim Israel terkait identitas jenazah tersebut dan menyatakan akan menyelidiki hal itu secara serius.
“Kami juga menunjukkan kemungkinan adanya kesalahan atau kekeliruan mengenai jenazah-jenazah tersebut, yang mungkin terjadi akibat serangan dan pengeboman oleh pasukan pendudukan di lokasi di mana keluarga tersebut berada bersama warga Palestina lainnya,” kata Hamas dalam pernyataannya, Jumat (21/2/2025), dikutip dari Al Jazeera.
Hamas juga menegaskan akan menyampaikan hasil penyelidikan mereka kepada para mediator dan berjanji akan mengumumkan hasilnya secara transparan.
Baca Juga: Hamas Serahkan Jenazah 4 Tawanan: Pemimpin Israel yang Bunuh Mereka
Kelompok tersebut turut menyerukan agar Israel mengembalikan jenazah yang mereka klaim sebagai seorang perempuan Palestina.
Pada Kamis lalu, Hamas menyerahkan empat jenazah tawanan kepada Palang Merah. Israel telah mengonfirmasi salah satunya adalah Oded Lifshitz, seorang pria berusia 83 tahun yang ditawan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Dua jenazah lainnya telah diidentifikasi sebagai anak-anak laki-laki Shiri Bibas, Ariel dan Kfir. Setelah proses identifikasi forensik, Israel menyatakan satu jenazah perempuan yang mereka terima bukanlah Bibas, melainkan jenazah yang tidak teridentifikasi.
Baca Juga: Misteri Jasad Sandera Shiri Bibas: Israel Sebut Anonim, Hamas Klaim Korban Pengeboman
Militer Israel mengecam Hamas dan menuntut pemulangan Shiri Bibas serta semua tawanan lainnya.
Israel menuduh Hamas telah melanggar kesepakatan dengan menyerahkan jenazah yang tidak sesuai.
Hamas sendiri menyatakan para tawanan yang dikembalikan tersebut tewas akibat serangan udara Israel, sedangkan Israel menuduh Hamas telah membunuh mereka.
Kasus ini telah memicu ketegangan di tengah proses gencatan senjata yang sedang berlangsung, di mana Hamas dan Israel terlibat dalam pertukaran tawanan.
Sejumlah pihak kini menanti hasil investigasi Hamas, yang dapat mempengaruhi kelanjutan pertukaran tawanan yang direncanakan pada Sabtu (22/2/2025).
Baca Juga: Israel Sebut Jenazah Tawanan yang Dikembalikan Hamas Tidak Seperti yang Dijanjikan
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.