WASHINGTON, KOMPAS.TV - Israel dilaporkan berencana meluncurkan serangan ke situs-situs nuklir Iran pada pertengahan tahun 2025.
Rencana tersebut termuat dalam laporan intelijen Amerika Serikat (AS) yang didapatkan media AS, The Washington Post, Rabu (12/2/2025).
Asesmen intelijen dari era Joe Biden hingga awal masa jabatan Donald Trump menunjukkan Israel kemungkinan merencanakan serangan ke dua situs nuklir Iran Fordow dan Natanz.
Tel Aviv disebut meyakini serangan ke Iran pada Oktober 2024 lalu melemahkan sistem pertahanan udara negara itu sehingga mudah diserang.
Pemerintah AS disebut menilai serangan seperti demikian hanya akan menghambat program nuklir Iran dalam waktu beberapa pekan atau bulan.
Pada saat bersamaan, serangan Israel dinilai akan menimbulkan eskalasi besar di Timur Tengah.
Baca Juga: Iran Protes Pernyataan Donald Trump ke DK PBB, Dinilai Ancaman Agresi Militer
Laporan intelijen AS yang bocor ke media tersebut diterbitkan oleh Direktorat Intelijen Kepala Staf Gabungan AS dan Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) pada Januari 2025.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Brian Hughes menyatakan, pemerintahan Donald Trump menginginkan perundingan nuklir dengan Iran.
Namun, pemerintahan Trump disebutnya tidak akan bersabar menunggu perundingan.
Menurut laporan Washington Post via Anadolu, Brian Hughes menegaskan, Donald Trump "tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir."
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam bisa "mengebom" Iran jika Teheran tidak kunjung menjalin kesepakatan nuklir.
"Saya lebih ingin merundingkan kesepakatan yang tidak melukai mereka. Saya ingin bersepakat dengan mereka tanpa mengebom mereka," kata Trump saat diwawancara media AS, Senin (10/2).
Iran telah menjalin perjanjian nuklir bersama AS dan negara-negara Eropa pada 2015.
Namun, pada 2018, AS yang dipimpin Trump keluar dari perjanjian ini dan kembali menerapkan sanksi terhadap Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi menyebut, pihaknya telah kembali membahas perjanjian nuklir tanpa keterlibatan AS.
Araqchi bertemu dengan perwakilan Inggris Raya, Prancis, dan Jerman sehubungan perjanjian tersebut.
Baca Juga: Hamas-Israel Saling Ancam terkait Pembebasan Sandera, Gencatan Senjata Gaza di Ujung Tanduk
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.