Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Menuju Amerika Serikat untuk Bertemu Trump, Bahas Klaim Kemenangan Atas Hamas

Kompas.tv - 3 Februari 2025, 17:46 WIB
netanyahu-menuju-amerika-serikat-untuk-bertemu-trump-bahas-klaim-kemenangan-atas-hamas
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers di Yerusalem, 9 Desember 2024. Netanyahu bertolak ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada Selasa besok. (Sumber: AP Photo/Maya Alleruzzo, Pool, File)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

TEL AVIV, KOMPAS.TV — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada bahwa akan bertolak ke Amerika Serikat (AS) untuk membahas "kemenangan atas Hamas" dengan Presiden AS Donald Trump, Minggu (2/2/2025) waktu setempat.

Selain itu mereka akan membahas tentang Iran, perluasan hubungan diplomatik Israel dengan negara-negara Arab.

Pertemuan yang dijadwalkan akan berlangsung pada Selasa besok (4/2) di Gedung Putih, yang akan menjadi pertemuan pertama Trump dengan seorang pemimpin negara asing sejak menjabat kembali sebagai Presiden AS. 

Pertemuan itu terjadi saat AS dan Arab Saudi memulai pekerjaan berat untuk menengahi fase gencatan senjata berikutnya guna mengakhiri perang selama 15 bulan di Gaza.

Hamas, yang telah menegaskan kembali kendali atas Gaza sejak gencatan senjata dimulai bulan lalu, telah menyatakan posisi mereka. Hamas mengatakan tidak akan membebaskan sandera pada gencatan senjata fase kedua, jika Israel tidak mau mengakhiri perang dan tidak melakukan penarikan pasukan.

Sementara itu di sisi lain, Netanyahu berada di bawah tekanan yang tinggi dari mitra pemerintahan sayap kanan untuk melanjutkan perang setelah fase pertama berakhir pada awal Maret.

Ia mengatakan Israel berkomitmen untuk meraih kemenangan atas Hamas dan mengembalikan semua sandera yang ditangkap dalam operasi militan pada 7 Oktober, 2023.

Baca Juga: Sorak-Sorai Warga Palestina! Rayakan Kepulangan Tahanan dari Penjara Israel

Seperti dikutip dari The Associated Press, belum diketahui bagaimana posisi Amerika Serikat dan Trump di antara kedua pihak yang bersengketa tersebut.

Trump diketahui merupakan pendukung setia Israel, tetapi juga berjanji untuk mengakhiri perang di Timur Tengah dan mengaku berjasa menjadi penengah perjanjian gencatan senjata. Kesepakatan tersebut telah menghasilkan pembebasan 18 sandera serta ratusan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.

Menurut Rumah Sakit Al-Awda, serangan udara Israel terhadap sebuah kendaraan di Gaza tengah melukai lima orang pada hari Minggu (2/2), termasuk seorang anak yang berada dalam kondisi kritis.

Militer Israel mengatakan mereka menembaki kendaraan tersebut karena melewati pos pemeriksaan saat menuju utara yang melanggar perjanjian gencatan senjata.

Menjelang keberangkatannya, Netanyahu mengatakan bahwa ia dan Trump akan membahas "kemenangan atas Hamas, membebaskan semua sandera yang ditawan Hamas, dan menangani poros teror Iran di semua komponennya. 

Ia mengatakan Israel dapat memperkuat keamanan, memperluas lingkaran perdamaian, dan mencapai era perdamaian yang luar biasa melalui kekuatan. 

Baca Juga: Hamas Bebaskan Tiga Sandera, Israel Besok Lepas Puluhan Tahanan Palestina

Sementara itu, pada Minggu (2/2), Yordania mengatakan rajanya telah diundang untuk bertemu dengan Trump di Gedung Putih pada 11 Februari. Yordania juga mendukung negara Palestina dan menolak saran Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir.

Pemerintahan yang dibentuk Netanyahu menentang perdamaian dengan Palestina. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, telah mengancam akan meninggalkan koalisi pemerintahan jika perang tidak dilanjutkan bulan depan. Kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan pemilihan umum dini, di mana Netanyahu dapat saja disingkirkan.

Sedangkan kerabat sandera dan warga Israel lainnya tidak sabar menunggu pembebasan sandera. "Penderitaan yang dialami keluarga saat ini berlarut-larut tidak manusiawi," kata seorang keluarga sandera yang baru dibebaskan.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x